RAKYATKU.COM - SyahruI Yasin Limpo adalah seorang birokrat senior yang saat ini mengemban tugas sebagai Menteri Pertanian Republik Indonesia.
Sebagai seorang menteri yang membidangi urusan pangan, Syahrul memang memiliki tugas khusus untuk membuat perubahan besar dalam membangun sektor pertanian Indonesia.
Bukan sebatas konsep dan ide gagasan, namun dalam membangun pertanian harus dilandasi dengan perjuangan dan semangat yang terus berkobar.
Baca Juga : Kunjungan Kerja ke Gowa, Mentan Ingatkan Distributor Pupuk Tak Macam-macam
Karena itu, dalam berbagai kesempatan, Syahrul sering mengeluarkan statement dan kata-kata penuh tekad dan optimisme.
Ia bahkan selalu meyakinkan semua orang bahwa sektor pertanian adalah sektor yang sangat penting. Terutama dalam menopang kemajuan ekonomi nasional.
Baca Juga : Mentan Andi Amran Sulaiman Apresiasi Penjabat Gubernur Prof Zudan
Lebih dari itu, perjuangan Syahrul seringkali membuat orang semakin cinta dan bangga terhadap pertanian Indonesia.
Berikut ini adalah tujuh pernyataan Syahrul yang dirangkum untuk memahamkan nilai perjuangannya dalam membangun pertanian maju, mandiri, dan modern:
1. Makan Tak Bisa Menunggu Hari
Baca Juga : Kementerian Pertanian Beri 300 Beasiswa Pengembangan SDM Sawit untuk Lulusan SMA di Sulsel
"Pandemi ini adalah turbulensi global yang paling dahsyat karena regional dalam kawasan global banyak yang kolaps. Semua terlanda, semua tak bisa melakukan apa-apa, selain melakukan bertahan agar tidak tumbang dalam sebuah negara. Tetapi sektor pertanian merupakan sektor yang eksis pada krisis apapun. Itu tandanya pertanian menjadi kekuatan negara. Kenapa? Karena makan tak bisa ditunda, makan tak bisa menunggu hari. Kalau begitu, ini menjadi pekerjaan yang tidak pernah putus".
Baca Juga : Pejabat Bupati Wajo Hadiri Kunjungan Mentan RI di Rujab Gubernur Sulsel
2. Indonesia Negara Besar yang Tidak Boleh Kalah dengan Negara Lain
"Modal dasar untuk sebuah negara hebat adalah rakyat dan alam yang luar biasa. Dan itu ada di Indonesia. Artinya apa? Indonesia tidak boleh kalah dengan negara lain. Negara ini negara besar. Bukan rakyat kecil. Kalau begitu pertanian menjadi sangat penting karena berkaitan dengan hajat orang banyak"
3. Hindari Korupsi dan Jaga Harga Diri
Baca Juga : Ditjen Perkebunan Kementan Tetapkan Harga Pembelian Tebu
"Membangun kesadaran budaya antikorupsi harus dimulai dari diri sendiri. Jagalah harga diri sehingga mencegah dari tindakan korupsi. Intinya momentum ini harus menjadi bagian dari mengondisikan diri kita dan pejabat publik agar betul-betul standar operasional dan prosedur dari semua kerja yang ada, dan adanya tekad bersama untuk menghindarkan diri dari perbuatan-perbuatan tercela."
4. Serap Teori Kampus untuk Mengembangkan Ketahanan Pangan
"Saya berharap mahasiswa mau turun ke lapangan. Konsepnya sudah ada dan kita juga punya ilmunya. Hanya saja perlu dilakukan pendekatan yang tidak biasa. Ini adalah salah satu solusi untuk menjaga ketahanan pangan Indonesia. Saya berharap definisi-definisi serta teori-teori yang diajarkan perguruan tinggi Indonesia, dapat segera diserap oleh BKP (Badan Ketahanan Pangan) untuk dapat mengembangkan ketahanan pangan. Karena ini menyangkut hak hidup masyarakat Indonesia."
5. Pertanian adalah Pasarnya Mancanegara
"Adanya peningkatan produksi pertanian itu tandanya membuktikan bahwa kekuatan pertanian kita sangat besar dan menjadi pasar yang kuat di mancanegara. Apalagi komoditi kita ditanam di dua musim sebagai negara tropis".
6. Petani adalah Pahlawan Bangsa
"Petani menjadi pahlawan yang menyelamatkan perekonomian Indonesia. Untuk itu saya ucapkan terima kasih kepada para petani, karena kalian adalah pahlawan penyelamat kehidupan bangsa."
7. Pertanian Dibutuhkan Tekad dan Kemauan
"Pertanian itu memang tidak membutuhkan skill khusus, tapi yang dibutuhkan adalah tekad dan kemauan. Jadi mau insinyur, sarjana kedokteran, sarjana hukum atau apapun itu, sebenarnya terbuka untuk menjadi petani-petani atau kelompok bisnis tani yang ada."
Sebagai informasi tambahan, sebelum ditunjuk Presiden Jokowi menjadi menteri, Syahrul merupakan sosok yang malang melintang di dunia pemerintahan. Tercatat, ia pernah menjadi lurah, camat, wakil bupati, bupati, wakil gubernur dan gubernur Sulsel dua periode.