Kamis, 10 Desember 2020 21:13
Editor : Alief Sappewali

RAKYATKU.COM - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo melepas ekspor 26 ton briket arang kelapa ke negara tujuan UMM QASR, Irak.

 

Selain itu, dalam rangka Hari Perkebunan ke-63, secara virtual serentak di 22 UPT dilepas 10 ragam komoditas perkebunan dengan nilai ekonomi mencapai Rp1,68 triliun.

"Hari ini saya bersama Gubernur Jawa Barat ditemani Bapak Bupati Tangerang serta jajaran eselon 1 Kementerian Pertanian dan eksportir. Kita hari ini tidak lain adalah mencoba melakukan optimalisasi berbagai produk sektor pertanian di Indonesia," ucap Mentan Syahrul setelah melepas ekspor di kawasan Scientia Square Park, Tangerang, Banten, Kamis (10/12/2020).

Baca Juga : Kunjungan Kerja ke Gowa, Mentan Ingatkan Distributor Pupuk Tak Macam-macam

Mentan Syahrul menyampaikan bahwa Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong untuk akselerasi ekspor sektor pertanian ke beberapa negara yang ada. Hal ini sesuai dengan perintah dan arahan Presiden RI Joko Widodo, dimana pemulihan ekonomi menjadi prioritas di tengah pandemi Covid-19 yang masih terjadi di seluruh dunia.

 

"Kita berharap dengan ekspor yang ada mampu memperkuat perekonomian kita di masa yang akan datang khususnya dalam suasana Covid-19," ujar Syahrul.

Lebih lanjut, Mentan mengatakan pada masa pandemi Covid-19, akselerasi ekspor Indonesia sektor pertanian cukup menggembirakan. Hal ini terlihat dari peningkatan kontribusi pada produk domestik bruto (PDB) triwulan III yang meningkat sebesar 571,87 triliun rupiah atau 14,68 persen.

Baca Juga : Mentan Andi Amran Sulaiman Apresiasi Penjabat Gubernur Prof Zudan

Salah satu penopang utama pertumbuhan positif PDB sektor pertanian ialah subsektor perkebunan dengan kontribusi pada triwulan III sebesar Rp163,49 triliun atau 28,59 persen.

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengatakan produk yang diekspor secara simbolis sebagian berasal dari Provinsi Jawa Barat yang memiliki tingkat kesuburan tanah yang tinggi sehingga dapat ditanami banyak komoditas pertanian.

"Yang kami banggakan ternyata semua bagian pohon kelapa memiliki nilai ekonomi. Batang kelapa bisa digunakan sebagai tiang rumah, buahnya atau airnya bahkan temburungnya juga selain untuk kerajinan ternyata di Timur Tengah dibutuhkan sebagai produk untuk gaya hidup," ucap Ridwan.

Baca Juga : Kementerian Pertanian Beri 300 Beasiswa Pengembangan SDM Sawit untuk Lulusan SMA di Sulsel

Kegiatan Menteri KKP Ad Interim

Pada hari yang sama, Mentan SYL yang juga merangkap sebgai Menteri Kelautan dan Perikanan ad Interim, melepas ekspor perikanan sebanyak 1.739 ton di New Priok Container Terminal (NPCT 1), Jakarta Utara.

Baca Juga : Pejabat Bupati Wajo Hadiri Kunjungan Mentan RI di Rujab Gubernur Sulsel

Selama periode Januari-10 Desember 2020, volume ekspor perikanan mencapai 388.655 ton, tumbuh 8,74 persen dibanding periode yang sama 2019 (357.402 ton). Tak hanya itu, dari sisi nilai ekspor juga mengalami peningkatan sebesar 8,09 persen dengan total Rp20,57 triliun.

"Kita patut berbangga, di situasi Covid-19 ini, ekspor perikanan tumbuh 8,74 persen dari segi volume dan tumbuh 8,09 persen dari sisi nilai. KKP akan terus menghadirkan pelayanan prima kepada para pelaku usaha serta menawarkan kemudahan serta efisiensi meski di tengah pandemi Covid-19," katanya.

Sementara itu, Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Ali Jamil mengatakan total volume ekspor raya hasil perkebunan yang dilepas pada hari ini berjumlah 94,9 ribu ton dengan 44 negara tujuan.

Baca Juga : Ditjen Perkebunan Kementan Tetapkan Harga Pembelian Tebu

"Sistem perkarantinaan pertanian IQFAST mencatat komoditas perkebunan yang laris di pasar dunia selain sawit dan produk turunannya adalah kelapa, kopi, karet, mede dan pinang biji. Sementara rempah juga menunjukkan tren permintaan meningkat khususnya di saat musim pandemi," kata Ali.

Dari rilis data BPS, sektor pertanian mengalami pertumbuhan yang signifikan pada kuartal 1 tumbuh 2,19 persen dan kuartal 2 tumbuh 2,15persen (YoY) dan lebih dari 70 persen ekspor pertanian disumbang oleh sub sektor perkebunan.

"Ke depan, agar dapat lebih memberikan dampak dan nilai tambah hasil perkebunan ini, kita akan olah dahulu, baru diekspor," tutup Ali.

 

TAG

BERITA TERKAIT