Selasa, 24 November 2020 06:37
Dosen UMI, Dr Kasmawati menyerahkan hasil olahan ikan bandeng tanpa duri yang telah diberi label kepada Kepala Desa Bonto Bahari, HM Ilyas.
Editor : Alief Sappewali

RAKYATKU.COM -- Ikan bandeng dalam bahasa latin Chanos chanos, dalam perdagangan internasional disebut milkfish. Sedangkan di Indonesia khususnya Sulawesi Selatan lebih dikenal dengan ikan bandeng atau bolu.

 

Bandeng merupakan komoditi air payau yang sangat mudah di budidayakan karena memiliki sifat euryhaline, dengan pertumbuhan yang cepat.

Komoditas ikan bandeng di Kabupaten Maros merupakan produk unggulan. Cukup dikenal dan diminati masyarakat, baik konsumen lokal maupun dari berbagai daerah lain.

Baca Juga : Bupati Maros Chaidir Syam, Ajak Masyarakatnya Hadir dan Ramaikan Event Nasional Wahdah di Masjid Al Markaz Maros

Saat musim panen tiba, produksi melimpah. Akibatnya harga jual menurun, bahkan mengakibatkan kerugian karena biaya produksi lebih tinggi dibandingkan harga jual.

 

Masalah ini dialami antara lain kelompok wanita tani Laskar Jaya Bahari. Kelompok yang beranggotakan istri-istri pembudi daya ikan bandeng.

Selama ini mereka hanya menjual ikan bandeng segar. Segera setelah panen. Mereka belum tahu cara meningkatkan nilai jual ikan bandeng.

Baca Juga : Yayasan Hadji Kalla Ciptakan Kampung Hijau Energi di Desa Sambueja

Selama ini masyarakat hanya mengenal olahan bandeng, seperti dibakar, digoreng, atau bandeng presto.

Pada sisi lain, generasi milenial kurang senang mengonsumsi ikan utuh. Sebaliknya, menyenangi makanan yang siap saji, tidak amis, dan praktis.

Baca Juga : Hasil Lab BBVeteriner Maros Pastikan Kematian Sapi di Sulsel Negatif Antraks

Inilah yang mendorong program diversifikasi olahan ikan bandeng. Hal ini juga sejalan dengan terobosan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk mengajak semua lapisan masyarakat agar gemar mengonsumsi ikan yang dikenal dengan istilah Gerakan Masyarakat Makan Ikan (Gemarikan).

Dua dosen Universitas Muslim Indonesia (UMI) turun langsung membantu warga. Lewat kegiatan pengabdian kepada masyarakat, Dr Ir Kasmawati, MP dan Dr Ir Hasrun, MSi melakukan penyuluhan dan pendampingan pada kelompok Laskar Jaya Bahari, Senin, 28 September 2020.

Mereka berbagi ilmu tentang mengenal ikan bandeng yang baik, teknik mengeluarkan duri, pengemasan ikan bandeng tanpa duri (Batari), cara membuat krispi Batari, dan penyajian di dalam boks Batari Krispi.

Baca Juga : Dua Bocah yang Hanyut di Maros Ditemukan Tim Penyelam

Penyuluhan dan pendampingan ini disambut penuh suka cita kelompok ibu-ibu nelayan atau petambak Laskar Jaya Bahari. Mereka sangat tertarik segera mengaplikasikan ilmu yang mereka pelajari tersebut.

Kepala Desa Bonto Bahari, H Muh Ilyas serta Ketua Kelompok Laskar Bahari, Marhumi mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Universitas Muslim Indonesia melalui Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (LPM) yang telah memberikan keterampilan yang sangat berharga.

Selama ini mereka banyak menghabiskan waktu tanpa ada kegiatan khusus. Dengan adanya ilmu dan keterampilan yang diberikan, mereka jadi punya ide untuk lebih produktif di sela-sela kegiatan mengurus rumah tangga.

Baca Juga : Warga di Maros Enggan Serahkan Lahan untuk Jalur Rel Kereta Api

 

BERITA TERKAIT