Rabu, 11 November 2020 17:06
Penampakan salah satu lorong garden inovasi Danny Pomanto.saat menjabat Wali Kota Makassar.
Editor : Trio Rimbawan

RAKYATKU.COM,MAKASSAR-Lorong yang dikembangkan saat Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto menarik minat peneliti asing.

 

Sejumlah dosen dari kampus luar negeri tertarik meneliti Lorong Garden di Kota Makassar.

Dianggap mampu memberdayakan masyarakat. Meningkatkan perekonomian masyarakat di dalam lorong.

Baca Juga : Wali Kota Apresiasi Konten 18 Revolusi Pendidikan di Makassar

“Tidak hanya memproduksi hasil pertanian. Tapi juga didorong untuk membuat industri pengolahan,” kata Edward Syarief, Dosen Arsitektur Unhas yang ikut dalam proyek penelitian, Rabu 11 November 2020.

 

Edward mengatakan, penelitian akan melihat seperti apa produktivitas, partsipasi masyarakat, dan kondisi lorong di Kota Makassar.

Penelitian akan menggunakan multi disiplin ilmu. Ada dari MIPA, Pertanian, Arsitektur, dan pakar lainnya.

Baca Juga : Indira Yusuf Ismail Cerita Inovasinya Pimpin Deretan Organisasi Perempuan

“Unhas dapat tugas menyiapkan data lapangan,” kata Edward.

Salah satu yang ingin dikembangkan adalah industri lorong. Misalnya bagaimana masyarakat yang menanam lombok di lorong bisa menghasilkan produk olahan lain dari lombok.

“Istilahnya petik olah jual,” kata Edward.

Baca Juga : Hadiri Pembukaan Rakernas BEM PTMAI, Wali Kota Makassar: Mahasiswa Pemegang Kunci Indonesia Emas

Penelitian rencananya akan dilakukan selama 2 tahun. “Sedang berjalan penelitiannya,” kata Edward.

Dalam penjelasan di website University of Colorado Boulder, royek ini disponsori oleh National Science Foundation. Bekerja sama dengan Departemen Luar Negeri AS.

Proyek ini akan bekerja untuk mengintegrasikan inovasi dalam komunitas cerdas dan terhubung untuk memperbaiki lorong garden di Kota Makassar.

Baca Juga : Wali Kota Makassar Lantik dan Ambil Sumpah 624 ASN PPPK

Melalui kolaborasi sinergis antara Tim AS dan Indonesia dan kemitraan erat dengan Kota Makassar.

Makassar sedang berjuang untuk menjadi kota kelas dunia yang layak huni dengan populasi 1,7 juta orang yang berkembang pesat dan beragam.

Proyek Lorong Garden yang sedang berlangsung di Kota Makassar bertujuan untuk meningkatkan daya huni kota, yang diukur oleh faktor-faktor.

Baca Juga : Wali Kota Ajak Ramaikan Malam Takbiran dan Salat Ied pada Tiga Lokasi di Makassar

Antara lain kualitas udara, indeks panas, keamanan pangan, dan interaksi sosial.

Hingga saat ini, Makassar telah menerapkan 40 lorong garden di 15 kecamatan. Mencakup sebagian besar gang-gang di Kota Makassar.

Tujuan dari penelitian ini adalah mengkatalisasi transformasi Lorong Garden di Kota Makassar menjadi smart environment.

Dengan menerapkan jaringan sensor pada setiap lorong. Mengumpulkan data terkait kualitas udara, iklim mikro, dan faktor lainnya.

Untuk menganalisis data heterogen menggunakan teknik pembelajaran mesin, lalu berbagi data dan wawasannya dengan perwakilan kota dan komunitas tertentu di dalam kota.

Penelitian kolaborasi ini berjudul: Modernizing Cities via Smart Garden Alleys with Application in Makassar City (Modernisasi Kota Melalui Lorong Garden Cerdas Dengan Aplikasi di Kota Makassar)

Peneliti yang terlibat adalah:

1.Wangda Zuo, Ph.D. Department of Civil, Environmental and Architectural Engineering, University of Colorado Boulder

2.John Zhai, Ph.D. Department of Civil, Environmental and Architectural Engineering, University of Colorado Boulder

3.Walid Saad, Ph.D. Department of Electrical and Computer Engineering, Virginia Tech

4.Rachmawan Budiarto, Ph.D., G.P. Department of Nuclear Engineering and Engineering Physics, Universitas Gadjah Mada, Indonesia

5.M Donny Koerniawan, Dr. Eng. Department of Architecture, Institut Teknologi Bandung, Indonesia

6.Lily Tambunan, Dr.Ir. Department of Architecture, Institut Teknologi Bandung, Indonesia

7.Nissa Aulia Ardiani S.T., M.Sc Department of Architecture, Institut Teknologi Bandung, Indonesia

8.Edward Syarif, Dr. Ir. Department of Architecture, Universitas Hasanuddin, Indonesia

9.Ferdi Mochtar SPt, M.Sc, PhD Food Security Service, Makassar Government, Indonesia

10.Irawan Eko Prabowo, M.Eng. Center for Energy Studies, Universitas Gadjah Mada, Indonesia

11.Katy Hinkelman, M.S., EIT Department of Civil, Environmental and Architectural Engineering, University of Colorado Boulder

12.Yizhi Yang, Department of Civil, Environmental and Architectural Engineering, University of Colorado Boulder

13.Department of Mechanical Engineering, Columbia University

14.Dwi Novitasari, M.Sc. Centre for Development of Sustainable Region (CDSR)

15.Jake Castellini, M.S. Department of Civil, Environmental and Architectural Engineering, University of Colorado Boulder.

BERITA TERKAIT