RAKYATKU.COM - Peneliti dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) mengembangkan teknologi yang bisa digunakan mendeteksi seseorang terinfeksi Covid-19 lewat suara batuk.
Teknologi ini mengandalkan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). AI untuk mendeteksi penyakit bukan hal baru.
Sebelum pandemi Covid-19, AI telah digunakan dibuat untuk mendeteksi kondisi seperti pneumonia, asma, dan penyakit neuromuskuler. Sedangkan suara batuk digunakan untuk memprediksi Alzheimer.
Baca Juga : Wali Kota Makassar Ingatkan Varian Baru Covid-19
Melansir Tech Crunch, peneliti Brian Subirana mengatakan AI mampu mengidentifikasi banyak hal, misalnya Covid-19. Dia bersama timnya pun membuat situs web agar orang-orang dapat berkontribusi merekam suara batuk. Sampel batuk itu kemudian digunakan untuk melatih AI.
Dalam mendeteksi Covid-19, AI mendeteksi pola halus dalam kekuatan vokal, kinerja paru-paru, pernapasan, dan degradasi otot. Dengan cara itu, AI dapat mengidentifikasi 100 persen batuk oleh pengidap Coovid-19 asimtomatik dan 98,5 persen yang bergejala, dengan spesifisitas masing-masing 83 persen dan 94 persen.
"Menurut kami ini menunjukkan bahwa cara Anda menghasilkan suara berubah ketika Anda terkena Covid, bahkan jika Anda tidak menunjukkan gejala," ujar Subirana.
Baca Juga : Waspada! COVID-19 Varian XBB Terdeteksi di Indonesia
Meskipun sistem tersebut dapat membedakan orang yang tidak atau terinfeksi Covid-19, Subirana mengingatkan sistem itu tidak boleh digunakan sebagai alat diagnosis utama.
"Alat tersebut mendeteksi fitur yang memungkinkannya membedakan subjek yang memiliki Covid dan yang tidak," kata Subirana kepada Tech Crunch.