Kamis, 29 Oktober 2020 20:31
Editor : Alief Sappewali

RAKYATKU.COM,MEMPAWAH -- Kementerian Pertanian terus mengenjot produksi padi nasional melalui penggunaan benih padi unggul baru seperti Inpari 42.

 

Benih Inpari 42 yang memiliki rasa pulen dan produktivitas tinggi ini diharapkan dapat meningkatkan produksi padi. Khususnya di Kabupaten Landak Kalimatan Barat.

“Beberapa waktu lalu (10/10/2020) kita sudah menyalurkan bantuan benih sebanyak 832 ton bantuan Kementerian Pertanian ke seluruh kecamatan di Kabupaten Landak,” ucap Karolin Margret Natasa, bupati Landak saat menghadiri tanam perdana padi varietas unggul Inpari 42 di desa Serimbu, Kecamatan Air Besar.

Baca Juga : Kunjungan Kerja ke Gowa, Mentan Ingatkan Distributor Pupuk Tak Macam-macam

Karolin menambahkan, fokus Kabupaten Landak saat ini adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pertanian. Hal ini dikarenakan sebagian besar masyarakat landak berprofesi sebagai petani.

 

Dengan menanam varietas unggul ini diharapkan pendapatan petani dapat meningkat. Selama ini hanya satu ton bisa meningkat menjadi 5-7 ton Gabah Kering Panen (GKP).

Selain produktivitas tinggi padi Inpari 42 memiliki umur tanam yang pendek. Hanya sekitar 112 hari dibandingkan varietas lain yang rata-rata berusia 120-130 hari sampai panen.

Baca Juga : Mentan Andi Amran Sulaiman Apresiasi Penjabat Gubernur Prof Zudan

"Dengan pemilihan varietas padi yang berumur pendek petani dapat menanam padi lebih dari sekali dalam satu tahun. Petani pun dapat mendapat tambahan pendapatan lebih dari biasanya," tegas Karolin.

Karolin optimistis dapat mendukung target produksi padi provinsi Kalbar sebesar 1,58 juta ton Gabah Kering Giling (GKG). Tercatat Kabupaten Landak periode Januari-Juni 2020 memproduksi beras sebanyak 29.498 ton, dan menempati posisi kelima kabupaten penghasil beras di Kalbar.

“Saya berharap ke depan petani terus meningkatkan produktivitasnya baik secara intensifikasi maupun ekstensifikasi. Untuk ektensifikasi saya minta petani bisa mulai menggarap sehingga lahan bisa produktif, dan memiliki nilai bertambah bagi petani,” tuturnya.

Baca Juga : Kementerian Pertanian Beri 300 Beasiswa Pengembangan SDM Sawit untuk Lulusan SMA di Sulsel

Senada dengan Bupati Karolin, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi mengatakan, di saat pandemi virus Covid-19, ketahanan pangan menjadi hal penting. Ketersediaan pangan seperti beras menjadi prioritas untuk kebutuhan 267 juta masyarakat Indonesia.

Suwandi optimis target produksi padi nasional akan terpenuhi bahkan surplus hingga akhir Desember 2020.

Baca Juga : Pejabat Bupati Wajo Hadiri Kunjungan Mentan RI di Rujab Gubernur Sulsel

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat produksi beras tahun 2020 mencapai 31,63 juta ton. Naik signifikan 1,00 persen dibanding tahun sebelumnya sebesar 31,31 juta ton.

Angka produksi tersebut diperoleh dari luas panen padi 2020 mencapai 10,79 juta hektare atau mengalami kenaikan 108,93 ribu hektare atau 1,02 persen dibandingkan luas panen tahun 2019 yang sebesar 10,68 juta hektare.

BPS memperkirakan produksi padi pada 2020 diperkirakan sebesar 55,16 juta ton GKG (Gabah Kering Giling), mengalami kenaikan 556,51 ribu ton, naik 1,02 persen dibandingkan produksi 2019 yang sebesar 54,60 juta ton GKG.

Baca Juga : Ditjen Perkebunan Kementan Tetapkan Harga Pembelian Tebu

"Berdasarkan data KSA BPS, produksi kita di tahun 2020 ini aman, produksi beras kita 31,67 juta ton plus stok awal tahun 5,9 juta (panen 2019). Sedangkan kebutuhan konsumsi untuk seluruh rakyat Indonesia 30 juta ton beras. Jadi semuanya aman dan hingga akhir tahun ini ada stok akhir tujuh juta ton beras kurang lebih," tuturnya.

Suwandi menambahkan, surplus produksi beras ini tidak lepas dari peran penggunaan benih varietas unggul seperti Inpari 42. Dengan penggunaan benih padi varietas unggul diharapkan hasil panen petani dapat meningkat dan mampu meningkatkan nilai tambah bagi para petani di Indonesia.

BERITA TERKAIT