Kamis, 15 Oktober 2020 18:47
Editor : Alief Sappewali

RAKYATKU.COM - Produksi beras di sepanjang tahun 2020 ditargetkan meningkat 310 ribu ton atau satu persen dibandingkan realisasi produksi beras di sepanjang tahun 2019.

 

Target ini dihitung berdasarkan pertumbuhan luas panen dan produksi padi yang juga mengalami pertumbuhan.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kecuk Suhariyanto menyampaikan, luas panen padi tahun 2020 mencapai 10,79 juta hektare. Sedangkan total produksi padi di rahun 2020 mencapai 55,16 juta ton dalam bentuk gabah kering giling.

Baca Juga : Kunjungan Kerja ke Gowa, Mentan Ingatkan Distributor Pupuk Tak Macam-macam

"Jika dibandingkan tahun 2019, luas panen padi hanya sebesar 10,68 juta hektare. Sedangkan total produksi di tahun yang sama hanya 54,60 juta ton. Artinya luas panen dan produksi padi sama-sama naik 1,02 persen," ujar Suhariyanto, Kamis (15/10/2020).

 

Meski demikian, kata Suhariyanto, produksi beras sejauh ini masih terpusat di beberapa provinsi seperti Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Dengan kondisi tersebut diharapkan, pergerakan produksi di provinsi lainya juga terus diperhatikan.

"Ketersediaan stok beras perlu diamati dari waktu ke waktu sehingga perencanaan ke depan bisa semakin bagus," katanya.

Baca Juga : Mentan Andi Amran Sulaiman Apresiasi Penjabat Gubernur Prof Zudan

Perlu diketahui, ekspor pertanian di bulan September 2020 mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi, yakni sebesar 20,84 persen mtm atau 16,22 persen yoy. Adapun hasil sektor pertanian yang naik cukup besar, di antaranya produk hortikultura, seperti sayur-sayuran, buah-buahan, kopi, lada, serta udang hasil tangkapan.

"Kenaikan eskpor hasil pertanian secara tahunan dikontribusi oleh kenaikan ekspor beberapa komoditi seperti sarang burung, udang hasil tangkap, cengkih, sayuran, dan lada hitam," katanya.

Di sisi lain, BPS juga mencatat upah nominal buruh tani pada September 2020 mencapai 0,08 persen dengan angka upah rill mencapai 1,03 persen. Kenaikan juga terjadi pada upah buruh bangunan sebesar 0,98 persen dan upah rill 1,03 persen.

Baca Juga : Kementerian Pertanian Beri 300 Beasiswa Pengembangan SDM Sawit untuk Lulusan SMA di Sulsel

Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Kuntoro Boga Andri mengatakan, produksi pertanian sejauh ini masih terus berjalan normal, meski suasana global masih dilanda pandemi Covid-19. Untuk beras, misalnya, Kementan menghitung stok beras hingga akhir tahun mendatang masih dalam kondisi aman dan terkendali.

"Stok akhir tahun, beras kita masih memiliki 7,1 juta ton," katanya.

Sebagai program peningkatan posisi tawar petani atas ulah para tengkulak, Kementan sudah memiliki dua program jangka panjang. Keduanya adalah Komando Strategi Pembangunan Pertanian (Kostratani) dan Komando Strategi Penggilingan Padi (Kostraling).

Baca Juga : Pejabat Bupati Wajo Hadiri Kunjungan Mentan RI di Rujab Gubernur Sulsel

Kolaborasi Kostratani dan Kostraling dicetuskan oleh Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo sebagai sarana pendukung Konektivitas Agriculture War Room (AWR) yang menghubungkan antara kegiatan pertanian di Jakarta dengan pertanian selurih Indonesia.

Dengan program tersebut, diharapkan panen raya tidak lagi menjadi momok bagi petani, karena Kostraling berperan vital dalam membeli gabah dari kelompok tani (Poktan) atau Gapoktan sesuai harga pembelian pemerintah (HPP) untuk disimpan atau digiling, dalam upaya menyediakan beras kualitas standar pada waktu yang tepat.

TAG