RAKYATKU.COM - Para peneliti di Pusat Kesiapsiagaan Penyakit Australia (CSIRO) memperlihatkan virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19 masih bisa menularkan penyakit itu selama 28 hari ketika berada di permukaan uang kertas, layar ponsel, dan permukaan pegangan pintu, tangga, serta permukaan kaca lainnya. Temuan ini membuktikan virus corona sanggup bertahan lebih lama dibanding yang dikira sebelumnya.
Virus corona diketahui menyebar lewat batuk, bersin, atau ketika orang berbicara. Tapi para ahli mengatakan virus corona juga bisa menyebar melalui partikel kecil di udara, begitu juga di permukaan seperti besi tahan karat dan plastik.
Dilansir dari laman the South China Morning Post, Senin (12/10), para peneliti menyebut virus itu cukup kuat bertahan dan masih bisa menularkan di ruangan dengan suhu kamar sekitar 20 derajat Celcius. Dibandingkan dengan virus flu yang hanya mampu bertahan selama 17 hari untuk kondisi yang sama.
Baca Juga : Kasus Covid-19 Indonesia Meningkat Lagi, Kini Total 6.080.451
Hasil penelitian laboratorium sebelumnya menemukan virus corona bisa bertahan selama dua-tiga hari di uang kertas dan kaca, atau bisa sampai enam hari di permukaan plastik dan besi.
Kemampuan bertahan hidup virus corona menurun drastis dalam waktu kurang dari sehari ketika berada di permukaan dengan suhu 40 derajat. Demikian penelitian dari para imuwan yang dipublikasikan di Jurnal Virologi pada Senin.
Virus corona juga bisa bertahan lebih lama di permukaan halus, tidak berpori dibanding di permukaan benda berpori seperti kain atau katun dan tidak akan menular lagi setelah melewati 14 hari.
Baca Juga : Aturan Mudik Lebaran: Wajib Pakai Masker Tiga Lapis, Dilarang Teleponan
Temuan ini menambah bukti virus corona bisa bertahan di hawa dingin ruangan pendingin, dan ini bisa menyebabkan lebih sulit mengendalikan virus ini di musim dingin ketimbang di musim panas.
"Hasil penelitian yang kami peroleh memperlihatkan SARS-CoV-2 masih menular di permukaan benda-benda untuk jangka waktu yang lama dan ini menyebabkan kian pentingnya mencuci tangan, membersihkan permukaan benda-benda," kata Debbie Eagles, wakil direktur lembaga peneliti Australia itu dalam pernyataan di surelnya, seperti dilansir laman South China Morning Post, Senin (12/10).
Percobaan ini dilakukan di laboratorium dalam cahaya gelap karena sinar ultraviolet dari matahari diketahui bisa cepat membunuh virus corona.
Baca Juga : Satgas COVID-19: Buka Puasa Bersama Boleh, tetapi Jangan Mengobrol
"Menentukan berapa lama virus ini bisa bertahan di permukaan membuat kita bisa memprediksi dan mencegah penyebarannya dengan lebih akurat dan menentukan kebijakan yang lebih baik untuk melindungi masyarakat," kata Kepala Eksekutif CSIRO Dr Larry Marshal.
Temuan virus corona bisa bertahan di permukaan kaca cukup penting karena peralatan dan perlengkapan manusia sehari-hari seperti ponsel, ATM, kasir supermarket mandiri, dan pengambilan tiket di bandara yang menggunakan layar sentuh bisa jadi tidak rutin dibersihkan dan karena itu bisa menjadi perantara penularan SARS-CoV-2, kata laporan para peneliti CSIRO.
China mulai mendesinfektan lembaran uang kertasnya awal tahun ini dan itu menandakan mereka khawatir terjadi penularan lewat uang kertas, kata peneliti, seraya menyebut Amerika Serikat dan Korea Selatan juga mengkarantina uang kertas akibat pandemi ini.
Baca Juga : Update COVID-19 Indonesia 21 Januari: Naik 2.604, Kasus Aktif 14.119
Kemampuan virus corona bertahan di besi tahan karat di ruangan dingin bisa menjelaskan penularan Covid-19 yang terkait dengan tempat penyimpanan daging beku, kata peneliti. Mereka menyertakan temuan hasil penelitian virus SARS-CoV-2 pada makanan beku dalam laporan ini.
Bantahan penelitian
Profesor Ron Ecles, mantan direktur Pusat Flu di Universitas Cardiff mengkritik hasi penelitian ini dan mengatakan informasi soal virus corona bisa bertahan hidup selama 28 hari bisa menimbulkan kepanikan publik.
"Virus menyebar di permukaan benda melalui lendir pada batuk dan bersin serta tangan yang kotor dan penelitian ini tidak menggunakan lendir yang baru sebagai wahana penyebaran virus," kata dia, seperti dilansir laman BBC, Senin (12/10).
Baca Juga : Total Kasus Positif COVID-19 Indonesia Capai 4.261.759
"Lendir yang masih baru adalah tempat yang tidak aman bagi virus karena mengandung banyak sel putih yang memproduksi enzim untuk menghancurkan virus dan juga mengandung antibodi serta senyawa lain yang bisa melumpuhkan virus.
"Menurut pendapat saya, virus yang masih menular hanya akan bertahan beberapa jam saja pada lendir yang ada di permukaan benda ketimbang beberapa hari."
Dalam makalah yang dimuat di Jurnal Lancet Juli lalu, Emanuel Goldman, profesor mikrobiologi di Universitas Rutgers mengatakan "peluang penularan lewat permukaan benda sangat kecil." Dia menyebut sejumlah penelitian memperlihatkan sejumlah risiko yang dirancang dengan "skenario yang hampir tidak mirip dengan kehidupan nyata."
Pekan lalu Monica Gandhi, profesor di Universitas California mengatakan virus corona tidak menular lewat permukaan benda.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, "tidak ada kasus terkonfirmasi penularan Covid-19 melalui makanan atau kemasan makanan".
sumber: merdeka.com