Minggu, 11 Oktober 2020 19:02
Editor : Alief Sappewali

RAKYATKU.COM - Indonesia bakal kembali mendapat ujian. Setelah kemarau, fenomena La Nina menjelang. Akan terjadi peningkatan curah hujan yang cukup tinggi.

 

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BKMG) memperkirakan, dampak La Nina terjadi pada akhir 2020 hingga awal 2021. Tanda-tandanya sudah mulai terlihat.

Kepala Bidang Analisis Variabilitas Iklim BMKG, Indra Gustari menjelaskan, La Nina adalah lawan El Nino. El Nino dikaitkan dengan pemanasan di Pasifik tropis bagian tengah dan timur. Sedangkan, La Nina kebalikannya.

Pada fenomena La Nina, terjadi pendinginan yang tidak biasa di mana anomali suhunya melebihi minus 0,5 derajat celcius di area yang sama dengan El Nino.

 

La Nina merupakan anomali sistem global yang cukup sering terjadi dengan periode ulang berkisar antara dua sampai tujuh tahun.

Kejadian La Nina terjadi saat Samudera Pasifik dan atmosfer di atasnya berubah dari keadaan netral (normal) pada periode waktu dua bulan atau lebih.

Perubahan di Samudera Pasifik dan atmosfer yang ada di atasnya ini terjadi dalam siklus yang dikenal dengan sebutan ENSO (El Nino-Southern Oscillation).

Saat itu, atmosfer dan lautan saling berinteraksi, memperkuat satu sama lain, dan menciptakan putaran yang saling mengamplifikasi (memperkuat) perubahan kecil di lautan.

Jika kopel (couple) antara lautan dan atmosfer sudah sepenuhnya terjadi, maka ENSO dikatakan telah terbentuk.

Mekanisme terbentuknya La Nina berawal saat Angin Passat (trade wind), kolam air laut yang hangat dapat mencapai lebih jauh ke Pasifik barat. Sehingga Perairan Indonesia lebih hangat dari biasanya.

Adapun Samudera Pasifik bagian tengah akan lebih dingin dari biasanya dan termoklin akan lebih dangkal di timur. Akibatnya, air laut lebih dingin dari level bawah naik ke permukaan sebagai penguatan upwelling.

Dampak utama dari fenomena La Nina ke cuaca atau iklim di Indonesia yakni timbulnya peningkatan curah hujan. Akan tetapi, kondisi topografi di Indonesia yang berbeda-beda maka dampak La Nina di Indonesia pun tidak seragam di seluruh wilayah.

Dampak La Nina berupa peningkatan curah hujan terjadi terutama di bagian tengah dan timur wilayah Indonesia.

Belakangan ini sudah sering turun hujan lebat. Biasanya, Oktober masih musim kemarau. Hujan baru mulai turun pada akhir November. Namun, sekarang sudah berubah.

Wilayah yang sudah turun hujan antara lain sebagian besar Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi Selatan bagian selatan, Sulawesi Tenggara bagian selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah bagian barat.

Kemudian Gorontalo, sebagian besar wilayah Sulawesi Utara, Maluku Utara, Pulau Buru bagian utara, Papua Barat bagian utara, dan Papua bagian tengah.

Puncak musim hujan diperkirakan terjadi pada Januari dan Februari 2021.

TAG

BERITA TERKAIT