Kamis, 08 Oktober 2020 14:25
Editor : Alief Sappewali

RAKYATKU.COM - Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong peningkatan produksi padi. Salah satunya dengan membentuk cluster kawasan korporasi padi di sentra-sentra penghasil padi seperti Kabupaten Ngawi.

 

Ngawi memiliki luas baku lahan seluas 50.197 hektare. Sudah punya unit pendukung seperti penggilingan padi (RMU) perberasan, unit usaha penangkaran benih, serta Unit Pengelolaan Jasa Alat-alat Produksi Pertanian (UPJA).

"Saya yakin Program Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Berbasis Korporasi (Propaktani) di Kabupaten Ngawi ini akan berjalan lancar. Komponen utama sudah ada tinggal dimenej saja. Kita bentuk korporasi, petani pun akan diuntungkan," ucap Takdir Mulyadi, direktur Perbenihan Tanaman Pangan Kementan saat mengunjungi unit-unit bisnis di Kabupaten Ngawi.

Baca Juga : Kunjungan Kerja ke Gowa, Mentan Ingatkan Distributor Pupuk Tak Macam-macam

Takdir menjelaskan dengan Propaktani, petani ke depannya tidak lagi menjual gabah basah tetapi dikeringkan dengan oven dan digiling menjadi beras medium dan premium sesuai pesanan pasar. Sisa sekam dan dedak hasil pengilingan harus dimanfaatkan untuk menambah penghasilan.

 

"Dengan konsep zero waste, petani bisa mengoptimalkan pendapatannya," tuturnya.

Baca Juga : Mentan Andi Amran Sulaiman Apresiasi Penjabat Gubernur Prof Zudan

Mengenai permodalan, Takdir menyarankan kelompok tani dapat memanfaatkan Kredit Usaha Tani (KUR). Di beberapa daerah, skema KUR sudah mulai dirasakan positif bagi para petani dan penggilingan padi dikarenakan bunga yang rendah sekitar 6 persen.

"Selain KUR petani juga bisa menggunakan Asuransi Usaha Tanaman Padi (AUTP) yang akan mengganti kerugian jika gagal panen atau puso," pungkas Takdir.

Terpisah, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi menanggapi, Propaktani di Kabupaten Ngawi adalah jawaban permasalahan yang ditemui para petani di sana. Jika petani bersatu dalam korporasi, posisi tawar petani kuat dan harga tidak bisa dipermainkan.

Baca Juga : Kementerian Pertanian Beri 300 Beasiswa Pengembangan SDM Sawit untuk Lulusan SMA di Sulsel

Suwandi mengingatkan perbaikan tidak hanya kelembagaan petani tapi juga perbaikan seluruh aspek dengan pola kemitraan mulai hulu sampai hilir (penyiapan agroinput, infrastruktur, budidaya, modal, asuransi, hilirisasi dan pemasaran) semua akan berubah dan terpantau.

"Petani, penggilingan padi dan Pemda Ngawi harus berkomitmen kuat. Komponennya sudah ada, tinggal kemauan kuat dari semua pihak. Kementan akan sepenuhnya mendukung, semua demi kesejahteraan para petani," ucapnya.

Tahun 2020, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo menargetkan 130 kawasan korporasi yang harus terimplikasi. Dengan terbentuknya korporasi-korporasi tersebut, diharapkan permasalahan klasik bisa diselesaikan menuju pertanian yang maju, mandiri, dan modern.

Baca Juga : Pejabat Bupati Wajo Hadiri Kunjungan Mentan RI di Rujab Gubernur Sulsel

 

TAG