Rabu, 07 Oktober 2020 20:03
Donald Trump dan Joe Biden. (Foto: New York Daily News)
Editor : Nur Hidayat Said

RAKYATKU.COM - Angka pemungutan suara awal menunjukkan warga Amerika Serikat (AS) bergegas memberikan suara menjelang pemilihan 3 November mendatang dengan laju yang belum pernah terjadi sebelumnya.

 

Ini menunjukkan kemungkinan rekor jumlah pemilih dalam pertarungan antara Presiden Donald Trump dan penantangnya dari Partai Demokrat Joe Biden.

Empat pekan sebelum hari pelaksanaan Pemilu, lebih dari 4 juta orang Amerika telah memberikan suara, 50 kali lipat lebih banyak dari jumlah 75.000 pada tahun 2016, demikian menurut Proyek Pemilu Amerika Serikat, yang mengumpulkan data pemungutan suara awal.

Baca Juga : AS Kirim VAMPIRE ke Ukraina 

Michael McDonald dari Universitas Florida, yang mengelola proyek tersebut mengatakan pergeseran tersebut didorong oleh perluasan pemungutan suara awal dan pemberian suara melalui pos di banyak negara bagian sebagai cara yang aman dalam memberikan suara selama pandemi virus corona, disertai keinginan untuk mempertimbangkan masa depan politik Trump.

 

"Kita belum pernah melihat orang sebanyak ini yang memberikan suara sebelum pemilihan," kata McDonald. "Orang-orang memberikan suara mereka ketika mereka mengambil keputusan, dan kita tahu banyak orang sudah sejak lama memutuskan dan menilai Trump."

Lonjakan awal itu telah menyebabkan McDonald memprediksi rekor jumlah pemilih sekitar 150 juta, yang merupakan 65% pemilih yang memenuhi syarat, tingkat tertinggi sejak 1908.

Baca Juga : Penembakan Massal Terjadi di Berbagai Kota AS, Lebih dari 12 Orang Tewas

Biden memimpin di depan Trump dalam jajak pendapat nasional, meskipun survei di negara bagian di mana kekuatan suara berimbang menunjukkan persaingan yang lebih ketat.

Jumlah yang dilaporkan sejauh ini berasal dari 31 negara bagian, kata McDonald, dan akan berkembang pesat karena lebih banyak negara bagian memulai pemungutan suara secara langsung dan melaporkan total pemberian suara melalui pos dalam beberapa minggu ke depan. Semua, kecuali beberapa negara bagian, mengizinkan semacam pemungutan suara awal secara langsung.

Menurut Komisi Bantuan Pemilu AS, sebuah badan federal, persentase pemilih yang memberikan suara mereka di mesin pemungutan suara pada Hari Pemilu menurun dengan stabil sebelum tahun ini.

Baca Juga : Kremlin Tuduh AS Terlibat dalam Dugaan Upaya Pembunuhan Putin

Komisi itu mengatakan jumlah total suara awal atau lewat pos lebih dari dua kali lipat dari hampir 25 juta pada 2004 menjadi 57 juta pada 2016. Ini mencerminkan peningkatan dari satu di antara lima pemilih menjadi dua di antara lima pemilih.

Trump menentang pemungutan suara melalui pos, membuat tuduhan tidak berdasar yang mengarah pada kecurangan. Para ahli mengatakan kecurangan seperti itu jarang terjadi.

Serangan oleh presiden itu telah menunjukkan tanda-tanda penurunan minat Partai Republik dalam pemberian suara melalui pos. Menurut Proyek Pemilu, Partai Demokrat memiliki dua kali lipat lebih jumlah surat suara yang dikembalikan daripada oleh Partai Republik, di tujuh negara bagian yang melaporkan data pendaftaran pemilih berdasarkan partai.

Baca Juga : Kolombia Usir Tokoh Oposisi Venezuela yang Didukung AS

Di negara bagian penting Florida, Partai Demokrat telah meminta pengiriman lebih dari 2,4 juta surat suara dan sudah kembali 282.000, sementara Partai Republik telah mengirim hampir 1,7 juta surat suara dan sudah menerima kembali 145.000.

Sumber: VOA Indonesia