RAKYATKU.COM - Jangan sepelekan Covid-19. Virus ini tak hanya memengaruhi sistem pernapasan. Ada yang lebih fatal. Membuat masalah pada jantung.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) di AS mengungkap, pasien Covid-19 dengan kondisi yang mendasari seperti penyakit kardiovaskular (CVD), diabetes dan masalah paru-paru kronis, enam kali lebih mungkin dirawat di rumah sakit.
Kemudian, 12 kali lebih mungkin meninggal daripada pasien tanpa masalah kesehatan kronis.
Baca Juga : Wali Kota Makassar Ingatkan Varian Baru Covid-19
Sekitar 32 persen orang dengan Covid-19 memiliki penyakit kardiovaskular, menjadikannya masalah kesehatan mendasar yang paling umum.
Virus ini dapat menyebabkan disfungsi jantung bahkan pada pasien tanpa kondisi jantung yang mendasarinya. Itu hasil tinjauan Pusat Ilmu Kesehatan Universitas Texas di Houston (UTHealth).
"Bahkan jika tidak ada penyakit jantung sebelumnya, otot jantung dapat terpengaruh oleh penyakit virus corona," kata Mohammad Madjid, penulis utama studi tersebut, yang diterbitkan dalam JAMA Cardiology.
Baca Juga : Waspada! COVID-19 Varian XBB Terdeteksi di Indonesia
"Secara keseluruhan, cedera pada otot jantung dapat terjadi pada setiap pasien dengan atau tanpa penyakit jantung, tetapi risikonya lebih tinggi pada mereka yang sudah memiliki penyakit jantung,” tambah Madjid, asisten profesor kardiologi di McGovern Medical School di UTHealth.
Penulis studi di UTHealth lebih lanjut menunjukkan bahwa studi dari virus corona dan epidemi influenza sebelumnya menunjukkan bahwa infeksi virus dapat menyebabkan sindrom koroner akut, aritmia, dan perkembangan, atau eksaserbasi, gagal jantung.
"Komplikasi dari virus corona dapat menyebabkan kardiomiopati, gangguan otot jantung yang memengaruhi kemampuan jantung untuk memompa darah secara efektif," kata Dr Ravisekar Sundaram, spesialis Kardiologi Intervensi, Rumah Sakit Perawatan Kesehatan Mediclinic di Dubai.
Baca Juga : Berlaku 17 Juli 2022, Kemenhub Terbitkan Surat Edaran Perjalanan Dalam dan Luar Negeri
“Covid-19 juga dapat meniru gejala serangan jantung seperti nyeri dada dan sesak napas, serta menyebabkan perubahan pada elektrokardiogram (EKG atau EKG) pasien akibat miokarditis,” jelasnya.
“Kerusakan mungkin sementara atau berlangsung lama. Biasanya, fungsi jantung pulih untuk sebagian besar pasien saat infeksinya sembuh. "
Covid-19 juga dapat meniru gejala serangan jantung seperti nyeri dada dan sesak napas, serta menyebabkan perubahan pada elektrokardiogram (EKG atau EKG) pasien karena miokarditis.
Baca Juga : Cegah Penyebaran Covid-19 Jelang Pembelajaran Tatap Muka Pemkot Makassar Lakukan Penyemprotan Disinfektan
Sebuah survei global yang didanai oleh British Heart Foundation memberi kami gambaran sekilas tentang bagaimana Covid-19 dapat memengaruhi organ lain di luar paru-paru.
Ini menemukan kelainan jantung pada setengah dari semua pasien Covid-19 yang menjalani pemindaian jantung (ekokardiografi).
Studi yang diterbitkan dalam European Heart Journal - Cardiovascular Imaging, menemukan bahwa sekitar satu dari tujuh menunjukkan kelainan parah, yang kemungkinan besar berdampak besar pada kelangsungan hidup dan pemulihan mereka.
Baca Juga : Kasus Covid-19 Indonesia Meningkat Lagi, Kini Total 6.080.451
"Bersamaan dengan langsung menyebabkan infeksi dan kerusakan pada otot jantung, Covid-19 juga secara tidak langsung dapat memicu cedera serius pada jantung dengan melepaskan bahan kimia peradangan, yang menyebabkan kerusakan dinding pembuluh darah, selain meningkatkan kemungkinan pembentukan gumpalan yang berlebihan di pembuluh darah," kata Dr Brajesh Mittal, Konsultan Spesialis Jantung Intervensi, Rumah Sakit Multi-spesialisasi Medcare Dubai.
“Penggumpalan darah diketahui menyebabkan serangan jantung dengan menyumbat pembuluh darah di jantung. Selain itu, infeksi Covid yang parah menyebabkan kurangnya oksigenasi di jaringan, yang selanjutnya merusak otot jantung," lanjutnya.