Rabu, 23 September 2020 17:37
Editor : Alief Sappewali

RAKYATKU.COM - Kementerian Pertanian (Kementan) telah banyak melakukan terobosan guna mendorong indeks pertanaman dan peningkatan produktivitas komoditas pertanian.

 

Selain bantuan benih unggul, alat mesin pertanian dan pupuk, Kementan juga fokus mengantisipasi kekurangan air irigasi yang sering terjadi. Terutama pada musim kemarau, sehingga banyak membangun dam parit. Salah satunya di Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Ketua Kelompok Tani (Poktan) Sinar Sawargi, Warsidi mengungkapkan program Kementan dalam meningkatkan indeks pertanaman, produktivitas dan bertambahnya luas tanam melalui bantuan dam parit sangat memberikan solusi nyata bagi petani di Kabupaten Bandung khususnya petani di Poktan Sinar Sawargi.

Baca Juga : Kunjungan Kerja ke Gowa, Mentan Ingatkan Distributor Pupuk Tak Macam-macam

Pembangunan dam parit telah mengatasi kekurangan air di lahan pertanian yang selama ini merupakan masalah klasik yang dihadapi petani pada musim kemarau.

 

"Para petani melalui ketua kelompok dan penyuluh pertanian menyampaikan terima kasih kepada Menteri Pertanian Sahrul Yasin Limpo, Dirjen PSP Sarwo Edi, dan Direktur irigasi Rahmanto yang sudah mengalokasikan bantuan pembangunan dam parit. Dulu untuk peroleh air irigasi cukup susah dan produksi padi tidak banyak, tapi kini lahan terairi bertambah luas dan produksi naik," demikian dikatakan Warsidi di Soreang, Kabupaten Bandung, Rabu (23/9/2020).

Baca Juga : Mentan Andi Amran Sulaiman Apresiasi Penjabat Gubernur Prof Zudan

Warsidi menjelaskan dalam mempercepat pembangunan dam parit bantuan Kementan tersebut, para petani sangat antusias melakukan swadaya tenaga sehingga dam parit dengan cepat selesai dibangun.

Alhasil, luas lahan yang terairi bertambah luas dan produksi padi pun meningkat karena tanaman mendapatkan asupan air irigasi yang cukup bahkan melimpah.

"Sebelum adanya pembangunan dam parit produktivitas padi hanya mencapai lima ton per hektare. Sekarang bisa mencapai enam ton. Luas lahan sebelumnya yang terairi hanya mencapai 30 hektare sekarang bisa mengairi hingga 50 hektare," jelasnya.

Baca Juga : Kementerian Pertanian Beri 300 Beasiswa Pengembangan SDM Sawit untuk Lulusan SMA di Sulsel

Terpisah, Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Sarwo Edhy mengatakan program dan bantuan dam parit yang dijalankan Kementan bertujuan untuk meningkatkan luas areal tanam dan peningkatan angka produksi pertanian.

Pasalnya, air irigasi merupakan faktor utama berhasil dan tidaknya usaha pertanian dan kunci meningkatkan indeks pertanaman, produktivitas dan perluasan areal tanam baru sehingga produksi pangan terus meningkat.

"Dengan adanya dam parit air sungai dapat ditahan dan ditampung untuk selanjutnya dapat dialirkan ke lahan pertanian. Untuk itu yang menjadi skala prioritas alokasi kegiatan embung pertanian adalah pada lokasi yang rawan terdampak bencana kekeringan akibat anomali iklim," beber Sarwo.

Baca Juga : Pejabat Bupati Wajo Hadiri Kunjungan Mentan RI di Rujab Gubernur Sulsel

Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) menegaskan pembangunan dam parit untuk mengantisipasi kemungkinan adanya El-Nino atau musim kering. Pembangunan itu diharapkan bisa menampung air hujan dan mengairi sawah sehingga mampu meminimalisir kerugian petani

"Dengan dam parit, kebutuhan air untuk pertanian menjadi terpenuhi, utamanya saat musim kemarau. Oleh karena itu, pembangunan dam parit harus dekat kawasan pertanian sebagai upaya konservasi air yang tepat guna," tegasnya.

"Pun tidak terlepas dari pengelolaan dan pemeliharaan yang baik dari poktan yang ada di sekitar dam parit, semua harus bersama-sama menjaganya,” pinta SYL.

TAG