RAKYATKU.COM -- Kementerian Pertanian (Kementan) tidak hanya sebatas meningkatkan produksi pangan. Khususnya padi. Namun, juga hingga menjamin agar harga jual yang diperoleh petani pada posisi tinggi agar menikmati keuntungan.
Oleh karena itu, penanganan pascapanen yang baik harus dengan sistem pengelolaan yang terstruktur. Salah satunya melalui pembentukan Sentra Pelayanan Pertanian Padi Terpadu (SP3T).
Sentra Pelayanan Pertanian Padi Terpadu (SP3T) lahir atas dasar keprihatinan. Selama ini petani padi banyak yang tidak menikmati hasil panennya secara maksimal karena banyak dijual dalam bentuk gabah kering panen.
Baca Juga : Kunjungan Kerja ke Gowa, Mentan Ingatkan Distributor Pupuk Tak Macam-macam
Kementerian Pertanian memberikan bantuan alsintan seperti combine harvester, vertical dryer, RMU, dan mesin packing.
Menurut Kepala Bidang Tanaman Pangan Kabupaten Pati Purwanto, petani di Desa Kepuhkencono, Kecamatan Pucakwangi, Kabupaten Pati mendapat bantuan SP3T komplit. Mulai dari alat tanam, alat panen, sampai alat pasca panen.
"Para petani yang tergabung di Gabungan Kelompok Tani Fortuna, telah bisa melayani permintaan beras seperti apa saja karena alat sudah tersedia dari Kementan," ucap Purwanto pada saat Tim Humas Direktorat Jenderal Tanaman Pangan berkunjung ke tempat SP3T Gapoktan Fortuna Desa Kepuhkencono, Kecamatan Pucakwangi, Kabupaten Pati.
Baca Juga : Mentan Andi Amran Sulaiman Apresiasi Penjabat Gubernur Prof Zudan
Zamzuri, ketua Gapoktan Fortuna mengatakan, sangat amat terbantu dengan bantuan SP3T dari Kementerian Pertanian ini.
"Setelah mendapat bantuan ini, efektivitas pengelolaan lebih cepat. Yang biasanya petani membutuhkan waktu yang lama untuk pengolahan," jelasnya.
Lebih lanjut Zamzuri menceritakan, sebelum punya alat ini, harga perkilonya Rp7.500. Sekarang menjadi Rp8.400 per kilo. Satu hari bisa menghasilkan lima ton dan hanya membutuhkan satu orang tenaga kerja.
Baca Juga : Kementerian Pertanian Beri 300 Beasiswa Pengembangan SDM Sawit untuk Lulusan SMA di Sulsel
"Untuk biaya penggilingan sampai menjadi beras dalam kemasan yaitu Rp300 untuk petani yang datang dari daerah lain. Tapi untuk daerah sini hanya Rp250 per kilo," ucap Zamzuri.
Dengan adanya alat ini, kelompok tani dan masyarakat sekitar daerah sini bisa terbantu harga jualnya.
Zamzuri berharap, ke depannya agar bisa dibantu untuk pemasarannya.
Baca Juga : Pejabat Bupati Wajo Hadiri Kunjungan Mentan RI di Rujab Gubernur Sulsel
"Selama ini kami hanya konvensional saja. Kami berharap bisa bekerja sama dengan dengan Bulog mengingat Kebupaten Pati merupakan salah satu sentra padi di Pulau Jawa," harapnya.
Zamzuri juga berharap agar program ini mudah-mudahan bisa berlanjut dan dikembangkan di daerah daerah yang lainnya karena dengan adanya alat ini petani sangat diuntungkan.
Terpisah, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi berharap melalui bantuan tersebut tidak mengalami lagi gabah yang rusak ketika musim hujan karena tidak ada mesin pengering atau harga jatuh karena panen raya.
Dengan adanya paket sarana ini lembaga tani bisa memproduksi beras kemasan dengan label yang khas.
Sesuai dengan arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo bahwa jajaran Kementerian Pertanian harus siap dan hadir untuk memenuhi kebutuhan pangan 267 juta penduduk Indonesia.
Baca Juga : Ditjen Perkebunan Kementan Tetapkan Harga Pembelian Tebu