Senin, 07 September 2020 16:20
KH Cholil Nafis
Editor : Alief Sappewali

RAKYATKU.COM - Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Cholil Nafis mendukung program-program Kementerian Pertanian (Kementan) dan dalam membangkitkan semangat bertani masyarakat.

 

Dukungan yang sama juga ia harapkan mengalir dari berbagai pihak lainnya agar pertanian Indonesia betul-betul menjadi sektor yang bermanfaat bagi kemaslahatan umat.

"Selama ini kesan pertanian itu kotor dan ketinggalan zaman. Padahal di negara-negara maju Eropa sangat memprioritaskan pertaniannya. Termasuk di Indonesia yang sudah menerapkan pertanian modern. Bonus demografis yang kita miliki ini harus dimaksimalkan untuk membangun negeri ini lewat pertaniani," ujar Kiai Cholil, Senin (7/9/2020).

Baca Juga : Kunjungan Kerja ke Gowa, Mentan Ingatkan Distributor Pupuk Tak Macam-macam

Menurut Kiai Cholil, sektor pertanian merupakan sektor yang sangat penting karena menyangkut hajat hidup orang banyak. Sektor pertanian adalah sektor prioritas yang tidak boleh dianggap remeh dalam kehidupan sehari-hari.

 

"Kalau kita berhenti untuk bertani, dipastikan kita berhenti hidup di muka bumi. Jadi pertanian itu sangat penting karena itu makan dan minum dari bumi ini," katanya.

Terkait ancaman krisis pangan yang diutarakan Badan Pangan Dunia (FAO), Kiai Cholil yakin sumber daya alam yang dimiliki oleh Indonesia mampu menjadi solusi pasti dalam mengatasi ancaman tersebut.

Baca Juga : Mentan Andi Amran Sulaiman Apresiasi Penjabat Gubernur Prof Zudan

"Imbauan dari FAO itu bisa kita sikapi dengan lebih mandiri dan lebih berdaulat secara pangan. Kita maksimalkan pesantren-pesantren sebagai komunitas di masyarakat yang sudah jelas kiprahnya dan kita beri bekal menanam kepada santri-santri kita," katanya.

Perlu diketahui, saat ini Kiai Cholil sedang mengajarkan para santrinya di Pesantren Cendekia Amanah untuk bercocok tanam. Hal ini dilakukan untuk meringankan beban negara dalam menciptakan mandiri pangan dan mandiri ekonomi.

"Di pesantren saya sendiri cabai sudah tidak pernah beli, begitu juga terong, kacang panjang, timun, karena di sini kami memanfaatkan lahan pekarangan yang ada. Apalagi saya punya hidroponik luasnya sekitar 700 meter yang mampu menghasilkan 1,5 ton sebulan untuk memenuhi sayur sayuran. Jadi untuk kebutuhan para santri kami memproduksi sendiri," katanya.

Baca Juga : Kementerian Pertanian Beri 300 Beasiswa Pengembangan SDM Sawit untuk Lulusan SMA di Sulsel

Karena itu, Kiai Cholil berharap ada keberpihakan yang utuh dari pemerintah kepada sektor pertanian sehingga para petani maupun masyarakat yang ingin bertani bisa merasakan manfaatnya secara langsung.

"Misalnya program pangan lestari yang kami anggap sebagai program bagus karena bisa mendapat makanan sehat dari hasil tanam sendiri. Program ini harus disosialisasikan agar bisa diterapkan secara masif," tutupnya.

 

TAG