Senin, 07 September 2020 16:12
Editor : Alief Sappewali

RAKYATKU.COM - Kementerian Pertanian (Kementan) telah menjalankan Propaktani (Program Pengembangan Korporasi Tanaman Pangan) sejak tahun 2019.

 

Pada tahun 2020 ini Kementan terus mengembangkan program ini. Kini ada 14 kabupaten yang sudah mengelola korporasi tanaman pangan. Kabupaten Blitar salah satu contoh kabupaten yang berhasil menerapkan program ini.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Suwandi menyebutkan bahwa pola korporasi sudah diuji coba sejak tahun lalu di beberapa lokasi seperti di Tuban, Lampung, Kalsel, Sulut dan lainnya. Terbukti kinerjanya bagus, sehingga tahun ini akan direplikasi di 130 kabupaten.

Baca Juga : Kunjungan Kerja ke Gowa, Mentan Ingatkan Distributor Pupuk Tak Macam-macam

"Kebijakan yang dicetus Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam membangun pertanian berbasis korporasi terus dikawal dan dikembangkan dan tahun depan diperluas di seluruh wilayah," ujar Suwandi di Jakarta pada Senin(7/9/2020).

 

Suwandi menambahkan korporasi pertanian tidak hanya meningkatkan produksi dan kesejahteraan petani namun juga untuk meningkatkan komoditas berbasis ekspor. Program Propaktani meliputi kegiatan terintegrasi on farm dan hilir sampai industri turunan hingga pemasaran.

"Kawasan dan klaster program Propaktani memanfaatkan lokasi yang telah ada, ditata dan dioptimalkan, sumber pendanaan dari swadaya, KUR dan pembiayaan lainnya," kata Suwandi.

Baca Juga : Mentan Andi Amran Sulaiman Apresiasi Penjabat Gubernur Prof Zudan

Direktur Perbenihan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Mohammad Takdir Mulyadi menambahkan, baru-baru ini Kementan melakukan pengukuhan pengembangan kawasan korporasi padi sehat terintegrasi dengan ternak sapi di Blitar yang menerapkan teknologi pertanian presisi. Kabupaten Blitar menjadi salah satu contoh daerah yang menerapkan wadah kelembagaan koperasi yang berbasis korporasi.

"Hal ini berarti pengelolaan manajemen dikelola secara terstruktur, saling bekerja sama menguatkan kelembagaannya dengan prinsip dari petani, dan keuntungan milik petani," tutur Takdir.

Kepala Dinas (Kadis) Pertanian dan Pangan Blitar, Wawan Widianto mengatakan dengan dukungan Kementan, Kabupaten Blitar mengukuhkan koperasi "Lumpang Mas Penataran" yang mengembangkan kawasan korporasi pertanian.

Baca Juga : Kementerian Pertanian Beri 300 Beasiswa Pengembangan SDM Sawit untuk Lulusan SMA di Sulsel

Bersama Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, optimis bisa menjadi koperasi lumbung pangan masyarakat Blitar yang punya ciri khas “Padi organik dan Padi sehat Metode Hayati Indonesia (MHI)”.

"Koperasi lumbung pangan ini diusung dengan mengurangi penggunaan pupuk kimia menuju pertanian berkelanjutan, presisi dan terintegrasi ternak sapi," ujar Wawan.

Wawan mengatakan konsep padi MHI mampu  meningkatkan produktivitas, efisiensi saprodi dan ramah lingkungan memanfaatkan bahan baku yang melimpah di sekitar Blitar.

Baca Juga : Pejabat Bupati Wajo Hadiri Kunjungan Mentan RI di Rujab Gubernur Sulsel

Salah satu produksi beras organik unggulan Blitar (beras merah dan beras hitam Jeliteng) yang sudah disertifikasi oleh Lembaga Sertifikasi Organik dan dipasarkan dengan nama “Britanic”. Ke depan Blitar bisa ekspor beras organik ke negeri tetangga.

"Kabupaten Blitar sudah menerapkan pertanian terpadu menuju zero waste (bebas sampah). Limbah pertanian dimanfaatkan untuk xilase pakan sapi, limbah sapi untuk bahan pupuk kandang tanpa fermentasi, bahan pupuk daun nabati, pestisida nabati dan herbisida nabati,” tutupnya.

TAG