Minggu, 30 Agustus 2020 20:13
Mentan SYL pada kegiatan tanam sekaligus panen integrasi kedelai-kelapa dan panen jagung di Desa Tontalete, Kecamatan Kema, Kabupaten Minahasa Utara (Minut), Minggu (30/8/2020).
Editor : Alief Sappewali

RAKYATKU.COM - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) menggenjot pengembangan produksi kedelai, jagung, dan kelapa serta komoditas perkebunan lainya yakni pala dan cengkih di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).

 

Tujuannya untuk meningkatkan produksi nasional dan volume ekspor sehingga di tengah dampak pandemi Covid-19 sektor pertanian semakin tangguh terhadap perekonomian nasional.

Mentan SYL mengatakan, Kementerian Pertanian (Kementan) menerapkan berbagai upaya dalam meningkatkan produksi hingga mewujudkan swasembada kedelai, jagung, dan komoditas perkebunan di Provinsi Sulut untuk mendorong kebutuhan nasional.

Baca Juga : Kunjungan Kerja ke Gowa, Mentan Ingatkan Distributor Pupuk Tak Macam-macam

Di antaranya dengan memberikan bantuan sarana produksi, alat pra panen dan pasca panen, serta mendorong para petani untuk menggunakan fasilitas kredit usaha rakyat (KUR) dan pengembangan pertanian berbasis korporasi dan klaster.

 

"Upaya lain yang tak kalah penting adalah pengembangan varietas benih unggul provitas tinggi. Produktivitas kita tingkatkan sehingga produksi surplus, impor berkurang dan kita terus tingkatkan ekspor. Jangan bergantung pada impor. Mari kita siapkan pangan dari Sulawesi Utara," demikian ujar SYL pada kegiatan tanam sekaligus panen integrasi kedelai-kelapa dan panen jagung di Desa Tontalete, Kecamatan Kema, Kabupaten Minahasa Utara (Minut), Minggu (30/8/2020).

Hadir Pangdam XIII Merdeka, Mayjen TNI Santos Matondang; Sekretaris Daerah Provinsi Sulut, Edwin Silangen; Bupati Minahasa Utara Vonnie Anneke; dan jajaran Eselon I Kementan.

Baca Juga : Mentan Andi Amran Sulaiman Apresiasi Penjabat Gubernur Prof Zudan

SYL menjelaskan selain upaya peningkatan produksi, Kementan juga melakukan pengembangan aspek hilirisasi sebagai solusi nyata menjamin harga yang menguntungkan bagi petani karena kedelai bisa dijadikan berbagai macam pangan olahan bernilai tinggi.

"Oleh karenanya, perlu dibangun kemitraan petani dengan industri supaya dapat memberi kepastian pasar dan pemanfaatan KUR, sehingga petani tidak hanya mengandalkan bantuan pemerintah," bebernya.

Sekretaris Daerah Provinsi Sulut, Edwin Silangen mengapresiasi program pembangunan pertanian saat ini. Pasalnya, pertanian menjadi sektor andalan untuk menjaga ketahanan ekonomi di tengah pandemi Covid-19. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan per Juli 2020, pertanian tumbuh 24,1 persen (month-to-month) secara nasional.

Baca Juga : Kementerian Pertanian Beri 300 Beasiswa Pengembangan SDM Sawit untuk Lulusan SMA di Sulsel

"Khusus di Sulut sendiri, pada triwulan II 2020, lapangan usaha pertanian masih tumbuh dua persen. Pertanian mampu menahan laju penurunan ekonomi secara umum. Terima kasih Pak Menteri Pertanian, perhatiannya memajukan pertanian di Sulut sangat luar biasa. Dalam enam bulan akhir ini sudah dua kali berkunjung ke Sulut," sebut Edwin.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi menambahkan di tahun 2020 ini Kementan mengalokasikan upaya pengembangan kedelai nasional seluas 120.000 ha di antaranya untuk Provinsi Sulut 6.153 hektare dan tahun 2021 akan berlipat menjadi model korporasi seluas 30.000 hektare yang juga didukung oleh investor. Untuk Provinsi Sulut juga akan dikembangkan 50 ha kacang tanah dan kacang hijau 500 ha dan ubi kayu seluas 350 ha.

"Arahan Pak Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo produksi harus naik. Guna meningkatkan provitas kedelai selama ini 1,4 ton per hektare menjadi dua ton sampai tiga ton per hektare, maka paket bantuan dilengkapi dengan rizobium, pupuk hayati cair dan herbisida sesuai anjuran teknologi, termasuk benih bio-soy," jelasnya.

Baca Juga : Pejabat Bupati Wajo Hadiri Kunjungan Mentan RI di Rujab Gubernur Sulsel

Sementara itu, Direktur Jenderal Perkebunan, Kasdi Subagyono menjelaskan berbagai bantuan komoditas perkebunan yang disalurkan Kementan untuk mendukung program pengembangan kawasan komoditas perkebunan berupa tanaman pala, kelapa, dan cengkih.

"Selain bibit, Kementan pun menyediakan bantuan berupa alat pasca panen dan Pengendalian Hama Terpadu. Pengembangan kawasan korporasi harus kita wujudkan," katanya.

Adapun total bantuan pengembangan pertanian 2020 di Provinsi Sulut sebesar Rp136,86 miliar. Bantuan di antaranya pengembangan jagung sebesar 98.132 hektare, kedelai 6.153 hektare, benih unggul kelapa genjah 25.000 batang, kelapa dalam 477.600 batang, pala 431.250 batang, cengkih 85.800 batang dan pembangunan kebun induk tanaman pala sebesar dua hektare di Minahasa Utara.

Baca Juga : Ditjen Perkebunan Kementan Tetapkan Harga Pembelian Tebu

 

TAG

BERITA TERKAIT