RAKYATKUCOM, PAREPARE - Ketua Tim Penggerak PKK Kota Parepare, Erna Rasyid Taufan, berbagi kisah pengalaman haru tentang kepramukaan saat dirinya masih duduk di bangku SMP.
Setiap memperingati Hari Pramuka yang rutin dilakukan Gerakan Pramuka Kwartir Cabang Parepare yang jatuh pada 18 Agustus, Erna mengaku terharu dan sedih lantaran pengalaman hidup yang di baliknya menuai hikmah besar.
Saat itu, tepatnya tahun 1981. Ia merupakan siswa yang aktif dalam organisasi kepramukaan. Karena kepiawaian di bidang Pramuka, siswi yang dikenal vokal ini terpilih sebagai salah satu di antara tiga orang pelajar SMP Negeri 1 Bantimurung yang akan mengikuti Jambore Nasional di Jakarta.
Baca Juga : Berbagi Kebahagian, Erna Rasyid Taufan Ajak Anak Yatim - Dhuafa Belanja Baju Lebaran
Siapa yang tidak ingin ke Jakarta, ibu kota Republik Indonesia yang menjadi incaran semua pelajar. Dengan persiapan matang, Erna Rasyid bersama dua orang temannya yang lulus, Ramli AT (Ketua OSIS SMP Negeri 1 Bantimurung kala itu) dan Murtini telah siap berangkat Jambore.
Namun, Tuhan berkehendak lain, meski persiapan telah mantap, Erna tidak mendapat izin dari ayahnya yang berprofesi sebaga TNI kala itu.
"Saat itu saya masih SMP kelas 2 dan ikut organisasi Pramuka. Setiap Sabtu-Minggu saya mengikuti kegiatan-kegiatan kepramukaan dan saya semakin bebas kalau Bapak tugas ke luar kota karena Bapak biasa tugas ke Irian atau ke Timor Timur. Namun, karena beliau tidak tahu perkembangan, setelah kembali dari tugas, beliau tidak mengizinkan saya untuk mengikuti Jambore, padahal waktu keberangkatan sisa dua hari," kisah Erna, terenyuh.
Baca Juga : Makan Diberi Tetangga, Kisah Haru Nenek Sakit Stroke di Kota Parepare Hidup Sendiri
Meskipun sebagai kebanggaan berhasil menyisihkan puluhan siswa yang mengikuti seleksi ikut jambore itu, ia harus merelakan mimpinya menginjakkan kaki ke ibu kota.
"Saat itu kalau mau ke Jakarta adalah suatu prestasi dan kebanggaan tersendiri, namun tiba-tiba Bapak saya pulang dua hari sebelum berangkat Jambore, padahal perlengkapan lambang-lambang di salempang sudah siap, dan saya tidak diizinkan. Alasannya anak perempuan. Kata Bapak, nanti beliau yang bawa saya ke Jakarta,” imbuh Erna, melanjutkan kisahnya.
Kisah itulah yang membuat istri dari Wali Kota Parepare ini merasakan haru setiap momentum peringatan Hari Pramuka setiap tahunnya.
Baca Juga : Hadiri Rakorda PKK Sulsel, Erna Rasyid Taufan Harap Semangat Kader Tak Kendor
"Ada pelajaran besar dan hikmah yang saya peroleh dari larangan Bapak, bahwa walaupun kita sudah mau telan makanan, namun jika itu bukan rezeki kita, maka makanan itu tidak akan tertelan," ulas Erna yang diketahui menyelesaikan pendidikan SD hingga SMA di Kabupaten Maros.