RAKYATKU.COM - Ilmuwan Konrad Steffen selama 30 tahun meneliti pencairan es di pulau Greenland untuk mengetahui perubahan iklim bumi. Di pulau terbesar dunia itu pula hidup pria berkebangsaan Swiss ini berakhir.
Swiss Federal Institute for Forest, Snow and Landscape Research (WSL) di mana dia menjadi direktur, mengumumkan kematian Steffen.
Ilmuwan berusia 68 tahun itu terjatuh di lapisan es usai sebelumnya hilang. Polisi menemukan ada orang terjatuh dari retakan es. Jenazah Steffen belum ditemukan, tetapi dia dianggap telah meninggal dunia.
Baca Juga : Proses Kiamat Alam Semesta Menurut Ilmuwan
"Kami menemukan tanda seseorang jatuh dari retakan es di gletser. Sebuah kecelakaan mungkin telah terjadi dan sangat tinggi kemungkinannya orang itu telah meninggal dunia," sebut pihak kepolisian.
Jasa-jasanya dalam penelitian perubahan iklim disebut amat besar. Dia membantu mengonfirmasi bahwa cairnya lapisan es membuat level air laut meningkat dan mengancam masyarakat pesisir.
"Kami tidak hanya kehilangan direktur institut kami, tapi juga seorang ilmuwan berkomitmen dan di atas segalanya, orang yang murah hati, ramah dan seorang teman. Kami akan merindukannya," sebut WSL dikutip dari United Press International.
Ilmuwan yang telah menjadi profesor di tahun 1990 itu meninggal di dekat stasiun penelitian Swiss yang ia dirikan pada 30 tahun silam.
Retakan es itu memang diketahui berbahaya, terlebih belakangan ada angin kencang dan hujan es sehingga makin sulit terlihat.
"Koni terjatuh ketika kami semua sedang bekerja di dekatnya, tapi tidak menyadarinya. Hal terakhir yang ia katakan adalah dia ingin melihat data-data," kata rekannya sesama ilmuwan, Jason Box.