RAKYATKU.COM - Presiden Libanon, Michel Aoun, menyampaikan bahwa total nilai kerugian akibat ledakan di Pelabuhan Beirut mencapai USD15 miliar atau Rp221 triliun.
Dilansir AFP, nilai taksiran kerugian itu diungkapkan Aoun pada perbincangan via telepon dengan Raja Spanyol Felipe, Rabu (12/8/2020).
"Perkiraan awal kerugian setelah ledakan di pelabuhan mencapai USD15 miliar," kata Aoun.
Baca Juga : Detak Jantung Terdeteksi di Reruntuhan Ledakan Beirut, Petugas Penyelamat Sebut Tak Ada yang Selamat
Insiden ledakan timbunan material ammonium nitrat itu setidaknya menewaskan 200 orang, menghancurkan area hingga radius 5 kilometer.
Selain itu, sebanyak 300 ribu penduduk Libanon kehilangan tempat tinggal akibat hancur atau rusak berat terdampak ledakan.
Material yang meledak itu seharusnya dikirim ke Mozambik dari Georgia. Akan tetapi, kapal tidak diizinkan meninggalkan Beirut karena belum membayar biaya pelabuhan.
Baca Juga : Kemungkinan Masih Ada Penyintas di Bawah Reruntuhan Ledakan Beirut
Gelombang demonstrasi meluas, menuntut pertanggungjawaban pemerintah. Perdana Menteri Libanon Hassan Diab memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatannya.