RAKYATKU.COM - Seorang pembuat mainan Rusia telah memicu kemarahan setelah membuat boneka "anti stres" berwajah George Floyd.
Pengusaha itu, yang bernama Sergey, mengklaim bahwa dia menerima serangkaian ancaman pembunuhan. Dia
terpaksa menutup beberapa akun media sosialnya karena banyaknya serangan.
Dia mengaku ingin menyumbangkan hasil penjualan boneka itu ke Black Lives Matter. Tapi dia justru dituduh mengeksploitasi kematian Floyd.
“Halaman Instagram pertama yang saya buka untuk mengiklankan mainan itu, menerima begitu banyak komentar negatif dan pesan langsung sehingga saya harus menutupnya," katanya.
"Orang-orang memberi tahu saya bahwa saya mendapat untung dari kematian Floyd dan beberapa orang mengirimi saya ancaman."
Sergey mengklaim bahwa boneka itu adalah mainan anti-stres, yang diisi dengan butiran plastik, dan dibuat dalam berbagai ukuran.
Dia juga memproduksi bantal dengan gambar Floyd di atasnya, beberapa di antaranya menggunakan latar belakang bendera AS.
Sergey mengatakan, mainan itu simbolis karena "tidak ada yang harus melupakan George Floyd".
Boneka terbesar dijual seharga £40, dan Sergey mengatakan bahwa beberapa hasil masuk ke gerakan Black Lives Matter.
George Floyd meninggal di tangan polisi berna Chauvin, yang menekan lehernya selama hampir delapan menit.
Chauvin dipecat setelah insiden itu, dan telah didakwa melakukan pembunuhan tingkat dua.