Senin, 29 Juni 2020 14:52
Momen saat Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, menangis dan sujud saat audiensi bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Timur dan IDI Surabaya. (Foto: Detik.com)
Editor : Nur Hidayat Said

RAKYATKU.COM, SURABAYA - Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, menangis dan sujud saat audiensi bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Timur dan IDI Surabaya di Balai Kota Surabaya, Jalan Wali Kota Mustajab.

 

"Saya memang goblok, saya tak pantas jadi wali kota," kata Risma di Balai Kota Surabaya, Senin (29/6/2020).

Risma menangis karena tidak bisa berkomunikasi dengan RSU dr Soetomo, padahal dirinya sudah membuka dan membangun komunikasi berkali-kali. Akan tetapi, hasilnya tetap nihil. 

Risma mengharapkan warganya yang terkena Covid-19 bisa dirawat di RSU dr Soetomo. "Kami tidak terima. Karena kami tak bisa masuk ke sana (RSU dr Soetomo)," ucap Risma.

 

Risma mendengar keluhan ruang isolasi sudah penuh karena banyaknya pasien yang dirawat dalam audiensi itu.

Ketua Pinere RSU dr Soetomo, dr Sudarsono, bahkan menyampaikan rumah sakitnya overload pasien Covid-19 karena masih banyak warga yang tidak menerapkan protokol kesehatan.

Menanggapi hal itu, Risma mengatakan pihaknya tidak bisa masuk ke rumah sakit milik Pemprov Jatim seperti RSU dr Soetomo. Pemkot Surabaya tidak bisa masuk untuk berkomunikasi.

"Tolonglah kami jangan disalahkan terus. Apa saya rela warga saya mati. Kita masih ngurus orang meninggal jam 03.00 pagi, bukan warga Surabaya. Kami masih urus," lanjut Risma sambil menangis.

Bahkan Risma sudah menawarkan ruang isolasi yang masih kosong di RS Husada Utama untuk pasien RSU dr Soetomo. 

Di RS Husada Utama tersedia 100-an tempat tidur yang belum digunakan untuk pasien Covid-19. Bantuan dari Pemkot Surabaya berupa alat pelindung diri (APD) juga sempat ditolak RSU dr Soetomo.

Sumber: Detik.com

TAG

BERITA TERKAIT