RAKYATKU.COM, LUWU UTARA - Petani di Kecamatan Seko, Kabupaten Luwu Utara sepakat untuk tidak akan menjual beras keluar selama pandemi Covid-19. Kesepakatan tersebut disampaikan Camat Seko, Akbal Ali kepada Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani (IDP) saat melakukan kunjungan kerja, pada Rabu (8/4).
Bupati Indah menuturkan, pemda mendukung kesepakatan masyarakat Seko. Sebab, ketersediaan pangan, terutama beras, merupakan hal yang paling penting di masa pandemi Covid-19.
"Kita ketahui bahwa Seko merupakan salah satu sentra penghasil beras organik yaitu varietas Dambo dan Tarone. Berdasarkan kesepakatan masyarakat bersama seluruh pemerintah desa, khusus tahun ini mereka tidak akan menjual produksi padi atau beras mereka yang dimaksudkan menjadi cadangan untuk mengantisipasi meluasnya atau semakin panjang waktu dari penyebaran covid-19. Kami dukung apa yang telah disepakati sebab yang paling penting, masyarakat tidak kekurangan bahan pangan terutama beras," papar IDP.
Pihaknya juga mendorong diversifikasi pangan sesuai kearifan lokal seperti jagung, umbi-umbian, pisang dan sagu untuk wilayah daratan. Bupati perempuan pertama di Sulsel ini juga mengapresiasi Pemerintah Kecamatan Seko atas upaya yang dilakukan dalam mencegah penyebaran Covid-19. Pasalnya, hingga hari ini belum ada kasus ODP, PDP, maupun yang positif Covid-19.
"Saya atas nama pribadi dan kedinasan mengapresiasi atas upaya-upaya pencegahan yang telah dilakukan. Begitu ketatnya, saya ditelepon langsung Pak Camat, Akbal Ali agar mengarantina 19 mahasiswa yang datang dari Jakarta sebelum kembali ke kampung halaman. Patut kita apresiasi juga 19 mahasiswa Seko ini karena dengan sukarela melapor kepada petugas dan bersedia dikarantina," ucap Indah.
Meski begitu, IDP menegaskan kepada Pemerintah Kecamatan, agar tak melarang masuknya barang, utamanya kebutuhan dasar masyarakat, termasuk BBM.
"Boleh membatasi orang yang akan masuk ke Seko, tapi tidak boleh membatasi barang, utamanya bahan pokok dan BBM. Sebab barang ini tidak menjadi media penyebaran virus, namun harus sesuai protokol, barang harus disemprot dengan disinfektan," pintanya.
Selain itu, IDP juga berpesan agar masyarakat tidak panik tapi tetap waspada.
"Yang bertani silakan bertani, namun tetap patuhi protokol yakni memakai masker ketika beraktivitas di luar rumah. Terus terang saya menghawatirkan Seko karena banyak penerbangan, namun upaya pencegahan menjadi kunci untuk memutus mata rantai penularan covid-19. Saya terima kasih kepada seluruh unsur yang telah mengambil bagian untuk melakukan upaya-upaya pencegahan. Dibalik virus ini, banyak pesan dan hikmahnya, salah satunya kita disuruh untuk menjaga kesehatan dengan menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)," jelasnya.
Sebagai informasi, Pemerintah Kecamatan hingga Pemerintah Desa di Seko memang menyediakan beberapa posko siaga Covid-19. Begitu juga dengan UPBU Bandara Seko yang melakukan pemeriksaan ketat yakni penyemprotan disinfektan pada barang, pendataan dan pengecekan suhu tubuh, dan penerapan cuci tangan dengan sabun di bawah air yang mengalir ketika penumpang baru tiba.