Rabu, 11 Maret 2020 20:43
Presiden Afghanistan Ashraf Ghani telah setuju untuk membebaskan tahanan Taliban. (EPA-EFE)
Editor : Suriawati

RAKYATKU.COM - Presiden Afghanistan Ashraf Ghani setuju untuk membebaskan tahanan Taliban untuk memulai pembicaraan damai intra-Afghanistan dengan kelompok militan.

 

Ghani dikabarkan telah menandatangani sebuah dekrit untuk membebaskan 1.500 orang.

"Presiden Ghani telah menandatangani dekrit yang akan memfasilitasi pembebasan para tahanan Taliban sesuai dengan kerangka kerja yang diterima untuk memulai negosiasi antara Taliban dan pemerintah Afghanistan," kata juru bicara Ghani, Sediq Sediqqi dalam sebuah pernyataan .

Keputusan itu menyusul dimulainya penarikan pasukan AS pada Selasa pagi, di bawah syarat perjanjian damai yang ditandatangani akhir bulan lalu dengan Taliban.

 

Sebagai imbalannya, Taliban setuju untuk berbicara dengan pemerintah Afghanistan.

Pembicaraan dijadwalkan akan dimulai hari Selasa di Norwegia. Tapi ditunda karena perselisihan politik di Afghanistan dan keengganan Ghani sebelumnya untuk membebaskan para tahanan.

Menurut Sediqqi, Ghani menyatakan bahwa sebelum para tahanan dapat dibebaskan mereka harus menandatangani komitmen tertulis "untuk tidak kembali ke barisan perang."

Sediqqi mengatakan pemerintah Afghanistan akan membebaskan 100 tahanan Taliban setiap hari selama 15 hari mulai Sabtu, sampai 1.500 dibebaskan.

Begitu negosiasi dimulai, pemerintah Afghanistan akan membebaskan 500 tahanan Taliban setiap dua minggu sampai 3.500 tahanan yang tersisa dibebaskan.

Namun, itu akan dilakukan selama Taliban terus menahan diri untuk tidak melakukan kekerasan.

Di sisi lain, Taliban sebelumnya telah setuju untuk membebaskan 1.000 tahanan.

Perwakilan Khusus AS untuk Afghanistan, Zalmay Khalilzad membenarkan bahwa dekrit itu telah ditekan. Ia mendesak kedua pihak untuk "segera duduk" untuk menyelesaikan perincian pertukaran tahanan.

"Ketika diterapkan, ini akan menjadi langkah penting dalam proses perdamaian," kata Khalilzad, yang menandatangani perjanjian damai dengan kepala politik Taliban Mullah Abdul Ghani Baradar pada 29 Februari.

TAG

BERITA TERKAIT