RAKYATKU.COM, AUSTRALIA - Peti mati putih itu ditutupi dengan hiasan kupu-kupu. Di dalamnya, Hannah Clarke dibaringkan bersama tiga anaknya yang masih kecil.
Mereka tewas setelah dibakar hidup-hidup di dalam mobil pada 19 Februari, oleh suami Hannah yang terasing, Baxter.
Pada hari kejadian, ketika anak-anak Hannah sedang dalam perjalanan ke sekolah, Baxter memaksa masuk ke dalam mobil.
Dia duduk di kursi penumpang depan. Dia kemudian menyiram keluarganya dengan bensin, lalu membakar mereka.
Anak-anak tidak pernah punya kesempatan untuk melarikan diri. Sementara Hannah melompat dari kursi pengemudi. Dalam kondisi terbakar, dia berteriak, "dia menuangkan bensin padaku".
Orang-orang bergegas memadamkan api, tapi nyawanya tidak bisa diselamatkan. Hanna mengalami luka bakar 97 persen dan meninggal di rumah sakit beberapa jam kemudian.
Baxter meninggal di trotoar setelah menikam dirinya sendiri.
Upacara pemakaman Hannah dan tiga anaknya berlangsung tiga minggu setelah mereka dibunuh. Pada hari Senin (09/03/2020), ribuan orang datang ke Brisbane untuk mengucapkan selamat tinggal.
Perdana Menteri Australia Scott Morrison dan Perdana Menteri Queensland Annastacia Palaszczuk juga ada di sana.
Adik Hannah, Nat Clarke dan dua sahabatnya memberikan penghormatan yang memilukan.
Clarke menggambarkan saudara perempuannya sebagai "salah satu ibu terhebat yang hidup di bumi".
"Aku mencintaimu sejak aku dilahirkan," katanya, "kami bukan kakak dan adik, kami berteman."
Dan sahabatnya, Nikki Brookes tidak bisa menahan air matanya. "Han, aku tidak yakin siapa aku tanpa kalian," katanya.