RAKYATKU.COM, GOWA - Adnan Puricta Ichsan akan kembali bertarung dalam pemilihan kepala daerah di Gowa pada September mendatang. Adnan akan berpasangan lagi dengan Abdul Rauf Malaganni atau Karaeng Kio.
Keduanya telah menjadi pasangan untuk membangun Kabupaten Gowa pada periode pertama.
Di periode kedua, Adnan-Kio diprediksi akan melawan kotak kosong. Politik di Kabupaten Gowa salah satu menjadi daerah yang menarik perhatian lantaran berpotensi pertahanan melawan kotak kosong.
"Fenomena pasca-wafat Maddusila, kita bertanya-tanya siapa yang akan menjadi penantang terberat Adnan. Dulu kan tantenya, Tenri Olle, kemudian Amir Uskara, Darmawangsa Muin atau jam Kg Kio," ujar pengamat politik UIN Alauddin, Firdaus Muhammad, Rabu (4/3/2020).
"Namun kini terjawab mereka tidak akan berlawanan setelah mengumumkan akan kembali berpaket," tambahnya.
Dari sejumlah hasil survei, nama Adnan berada di urutan teratas. Menurut Firdaus, hal ini karena kepuasan yang dirasakan masyarakat selama Gowa dipimpin Adnan.
"Ini Adnan unggul karena gaya kepemimpinannya beda dengan pak Ichsan yang hanya fokus pada kesehatan dan pendidikan. Tapi masyarakat kurang rasa infrakstruktur," jelasnya.
Adnan mendapatkan hati masyarakat lantaran membangun infrastruktur yang bersentuhan langsung dan dirasa manfaatnya oleh masyarakat Gowa. Hal ini yang disebut menjadi penyebab Adnan disukai.
"Saya pernah ke Bontolempangan yang berada di gunung. Tapi di situ jalannya sudah beton dan itu sudah dijawab kenapa masyarakat senang. Karena mereka merasakan sendiri kepuasan infrastruktur. Pelebaran jalan yang di patung massa misalnya. Dimana pengerjaannya tidak muda karena persoalan tanah tapi beliau bisa menyelesaikan. Ini modal sosial. Karena masyarakat rasa kinerjanya. Pasti masyarakat apresiasi dan itu terbukti," jelasnya.
Selain karena kinerja yang memuaskan pada periode pertama, hal lain yang menjadi penilaian positif adalah langgengnya pasangan ini memimpin Kabupaten Gowa.
Karang Kio disebut sebagai pendamping yang cukup bagus untuk Adnan. Meski di awal kepemimpinannya, keduanya diprediksi tak akan lama sejalan namun hingga kini keduanya tetap akur.
"Selanjutnya karena harmonisnya pasangan. Ada ketokohan Karaeng Kio, ada geopolitiknya dari daratan tinggi. Ini bukan hanya sebagai pelengkap saja, tapi juga ada massa yang jadi strong supporter. Dan selama ini mereka tak ada konflik hingga di akhir jabatan periode pertama."
"Dulu sempat waktu persoalan raja ada prediksi akan retak. Tapi isu itu kemudian hilang dan diikuti perilaku perbaikan. Dan tak ada lagi isu perebutan raja. Adnan diam-diam bekerja dengan pendekatan yang sangat bagus, terutama di wilayah keagamaan. Ia tetap menjaga Jumat ibadah yang merupakan program peninggalan bapaknya," tambahnya.
Selain Adnan, sejumlah nama lain muncul meski hasil survei menunjukkan perbedaan yang sangat mencolok. Di sisi lain, nama-nama tersebut disebut akan mengambil resiko yang sangat besar jika berusaha maju dalam pertarungan. Jabatan yang diemban dilepas untuk pertarungan dengan petahana yang sulit dikalahkan.
"Amir uskara, Darmawangsa apakah mau maju? Sejauh ini belum ada kabar dari dua figur ini. Amir Uskara merupakan anggota DPR RI dan ini masih awal periode. Sangat beresiko kalau mundur dan maju pemilihan Bupati. Keringat tim sukses belum kering sudah mau main lagi. Mau manuver pun susah. Lain soal misalnya surveinya (amir uskara) tak tertandingi atau yang tertinggi," kata dia.
Sama halnya jika Darmawangsa yang sekarang menjadi wakil ketua di DPRD Sulsel, masih awal periode. Butuh perjuangan besar untuk melawan Adnan.
"Yang bisa mungkin istrinya, tapi istrinya pun kini menjadi wakil ketua DPRD di Kabupaten Gowa. Sudah di zona nyaman," jelasnya.