Rabu, 04 Maret 2020 01:00
Editor : Andi Chaerul Fadli

RAKYATKU.COM - Perubahan iklim dan kenaikan permukaan laut saat ini bisa menghilangkan setengah dari jumlah pantai berpasir dunia pada tahun 2100.

 

Bahkan jika manusia secara tajam mengurangi polusi bahan bakar fosil yang mendorong pemanasan global, lebih dari sepertiga garis pantai berpasir di planet itu bisa menghilang saat itu. 

Juga melumpuhkan pariwisata pantai di negara-negara besar dan kecil, kata mereka dalam jurnal Nature Climate Change, dikutip dari Asia One, Rabu (4/3/2020).

"Terlepas dari pariwisata, pantai berpasir sering bertindak sebagai garis pertahanan pertama dari badai dan banjir pantai, dan tanpa mereka dampak peristiwa cuaca ekstrem mungkin akan lebih tinggi," kata penulis utama Michalis Vousdoukas, seorang peneliti di Joint Research Center Komisi Eropa, kepada AFP. "Kita harus bersiap."

 

Beberapa negara, seperti Amerika Serikat, sudah merencanakan sistem pertahanan yang luas, tetapi di sebagian besar negara skema rekayasa besar seperti itu tidak akan mustahil, tidak terjangkau atau keduanya.

Australia dapat terkena dampak paling parah, menurut temuan tersebut, dengan hampir 15.000 km garis pantai putih terhanyut selama 80 tahun berikutnya, diikuti oleh Kanada, Chili dan Amerika Serikat.

10 negara yang akan kehilangan garis pantai paling berpasir juga termasuk Meksiko, Cina, Rusia, Argentina, India, dan Brasil.

Pantai berpasir menempati lebih dari sepertiga garis pantai global, seringkali di daerah berpenduduk padat.

TAG

BERITA TERKAIT