Selasa, 25 Februari 2020 23:13
Editor : Fathul Khair Akmal

RAKYATKU.COM, SIDRAP - Usia kanak-kanak pada umumnya dihabiskan dengan bermain. Namun hal ini tidak berlaku bagi Aan Nur Pratama. Bocah 12 tahun asal Desa Bapangi, kecamatan Panca Lautang, Kabupaten Sidrap.

 

Sejak lima tahun terakhir, bocah yang duduk di bangku kelas 5 SD ini, harus menjadi tulang pungung keluarga, dengan menjadi buruh batu bata, menggantikan peran ayahnya yang lumpuh setelah mengalami kecelakaan kerja.

Sebelum dan sepulang sekolah, Aan dengan telaten merawat ayahnya, Bakri yang lumpuh. Serta nenek buyutnya yang dipasung dalam rumah, lantaran sudah renta, ditemani neneknya yang juga penyandang disabilitas.

Tanggung jawab ini harus diemban oleh sang bocah, lantaran sang ibu, meninggalkan mereka setelah ayahnya lumpuh.

 

“Bulan April, ini sudah 6 tahun lamanya saya menderita lumpuh, saat kerja angkat bata. Papan tempat saya berpijak patah, sehingga saya jatuh ke lubang dan tertimpa batu bata. Sejak itu saya tidak bisa berjalan. Dokter bilang tulang belakang saya patah, tidak berapa lama istri meninggalkan saya bersama Aan,” kenang Bakri saat ditemui di rumahnya, Selasa(25/2/2020).

Bakri mengaku sedih, melihat sang anak harus menggantikan perannya sebagai tulang punggung keluarga.

“Saya sedih pak, namun dia adalah anak berbakti. Tidak pernah sekalipun mengeluh,” ungkapnya.

Usai merawat ayahnya ketika pulang sekolah, Aan bergegeas menuju ke tempatnya bekerja, sebagai buruh batu bata. Jaraknya kurang lebih 500 meter dari rumahnya. Dia berjalan kaki. Pekerjaan ini telah dilakoninya sejak 5 tahun yang lalu.

Dalam sehari, Aan mengaku bisa mendapatkan uang antara Rp20 ribu hingga Rp30 ribu.

“Tidak capek. Karena selalu ingat bapak yang sakit. Saya mau cari uang untuk bapak, dan nenek, juga untuk beli obatnya,” kata bocah polos itu.

Ancu, bos batu bata tempat Aan bekerja, juga mengaku prihatin dengan kondisi yang dialami bocah tersebut. 

“Harusnya kan usia dia sekarang belajar dan bermain. Saya salut, dia rajin dan pekerja keras. Bahkan kalau saya panggil makan, selalu menolak. Katanya mau makan sama ayahnya saja di rumah,” sebutnya.

Ancu berharap kehidupan Aan bisa diperhatikan oleh pemerintah. Agar bocah malang ini, bisa menjalani hidup lebih baik.

“Jangankan Aan sebagai buruh, kita pun juga menjalani kehidupan yang sulit. Bisnis batu bata sulit apalagi kalau musim hujan sperti ini,” tandasnya.

TAG

BERITA TERKAIT