Selasa, 25 Februari 2020 01:00
Bun Sen (kiri) and Bun Chea (kanan) terakhir kali bertemu pada 1973
Editor : Fathul Khair Akmal

RAKYATKU.COM - Keduanya tak kuasa menahan tangis. Terharu. Saling berpelukan.

 

Dua saudari itu, terakhir kali bertemu pada 1973. Dua tahun, sebelum rezim komunis Pol Pot, mengambil alih Kamboja.

Keduanya perempuan. Masing-masing Bun Sen, berusia 98. Dan Bun Chea, 101 tahun. Mereka kembali bertemu, setelah 47 tahun terpisah.

Selama ini, keduanya berpikir, bahwa saudara perempuan mereka, sudah meninggal selama pemerintahan teror Khmer Merah.

 

Bun Sen, 98 tahun, juga berkumpul kembali dengan adik laki-lakinya yang berusia 92 tahun. Dia kira, juga sudah meninggal dunia.

Dilansir dari BBCIndonesia, Sekitar dua juta orang diperkirakan meninggal dunia, dibawah kekuasaan Khmer Merah.

Banyak keluarga yang tercerai berai, selama periode ini. Banyak anak-anak dipisahkan dari orang tua mereka. Seiring upaya rezim Khmer Merah, berusaha untuk melakukan kontrol absolut atas negara.

Bun Sen kehilangan suaminya pada masa rezim Pol Pot, yang digulingkan pada tahun 1979 - dan akhirnya menetap di dekat tempat pembuangan sampah terkenal Stung Meanchey di ibukota, Phnom Penh.

Untuk waktu yang lama, hari-harinya dihabiskan dengan mengais sampah, mencari barang daur ulang untuk dijual, dan merawat anak-anak di lingkungan yang miskin.

Dia selalu berbicara tentang mimpinya mengunjungi desanya di provinsi Kampong Cham, hanya sekitar 90 mil di sebelah timur ibukota Phnom Penh.

Tetapi banyak faktor, termasuk usia dan ketidakmampuannya berjalan, membuat perjalanan itu terlalu sulit.

Diketahui, Khmer Merah, berkuasa dari 1975 hingga 1979. Dia merenggut nyawa sekitar dua juta orang. Rezim yang dipimpin Pol Pot, mencoba membawa Kamboja kembali ke Abad Pertengahan.

Memaksa jutaan orang dari kota-kota untuk bekerja di pertanian komunal, di pedesaan
PBB membantu mengupayakan pengadilan terhadap para pemimpin Khmer Merah yang selamat. 

Mereka mulai diadili pada 2009
Hanya tiga mantan anggota Khmer Merah yang dihukum - Kaing Guek Eav, yang menjalankan penjara Tuol Sleng yang terkenal atas perlakuan buruknya, kepala negara Khieu Samphan dan komandan kedua Pol Pot, Nuon Chea

TAG

BERITA TERKAIT