Sabtu, 22 Februari 2020 11:02
Editor : Andi Chaerul Fadli

RAKYATKU.COM - Pemerintah Kamboja akan mengambil tindakan keras terhadap wanita yang mengenakan pakaian provokatif saat menjual barang melalui Facebook live stream. Namun hal itu menuai kecaman dari kelompok hak asasi perempuan karena berbahaya dan tidak berdasar.

 

Perdana Menteri Kamboja Hun Sen mengatakan, pakaian berpotongan rendah merupakan penghinaan terhadap budaya Kamboja, dikutip dari Asia One, Sabtu (22/2/2020).

Dan memerintahkan pihak berwenang untuk melacak vendor Facebook yang memakainya untuk menjual barang-barang seperti pakaian dan produk kecantikan.

"Pergi ke tempat mereka dan perintahkan mereka untuk menghentikan streaming langsung sampai mereka berganti pakaian yang pantas," kata perdana menteri kepada Dewan Nasional Wanita Kamboja untuk pemerintah pada 17 Februari.

 

"Ini merupakan pelanggaran terhadap budaya dan tradisi kami," katanya, seraya menambahkan bahwa perilaku seperti itu berkontribusi pada pelecehan seksual dan kekerasan terhadap perempuan.

Sementara populasi muda Kamboja semakin terdidik, banyak yang berharap perempuan tunduk dan pendiam, warisan Chbap Srey, kode perilaku penindasan bagi perempuan dalam bentuk puisi yang ada di kurikulum sekolah dasar sampai 2007.

Polisi nasional memposting video ke Facebook pada hari Rabu, di mana seorang wanita Kamboja membuat permintaan maaf publik untuk menodai "tradisi dan kehormatan wanita Kamboja" dengan mengenakan "pakaian yang sangat pendek dan seksi" di lapangan penjualan online-nya.

TAG

BERITA TERKAIT