Rabu, 19 Februari 2020 22:26
Samuda ) ditemani anak keduanya Ato (kanan) selamat usai hanyut di laut lepas.
Editor : Nur Hidayat Said

RAKYATKU.COM, JENEPONTO - Seorang nelayan bersama anaknya di Kebupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, terdampar di laut lepas hingga nyaris tenggelam. Untung keduanya selamat.

 

Samuda (40) yang ditemani anak keduanya Ato (12), warga Ujung Tanah, Kelurahan Tamanroya, Kecamatan Tamalatea. Mereka terjembak ombak disertai angin kencang di laut saat hendak menuju pulang ke rumahnya dari menjaring ikan.

Di perjalanannya, mereka diterjang ombak besar dan angin kencang hingga perahunya terbalik diperkirakan pukul 21.00 Wita, pada Selasa malam (18/02/2020).

Kecurigaan Samuda dan anaknya hanyut, usai sang istri Tintang, gelisah suaminya 
tak kunjung pulang dari waktu biasanya. Sehingga anak pertamanya Syamtoni dan beberapa nelayan lainnya membantu melakukan pencarian di tempat menjaring ikan.

 

Pasca pencarian di laut lepas selama kurang lebih tiga jam, akhirnya berhasil ditemukan dengan selamat oleh anak pertamanya, Syamtoni (19) yang juga kesehariannya seorang nelayan.

"Saya temukan bapakku dan adekku. Dan perahu mesinku mati. Tiba-tiba suara memanggil minta pertolongan, jadi saya sorot senter dari kejahuan sekitar 500 meter. Ada orang melambaikan tangan. Langsung saya nyalakan kembali mesinku untuk menyusul ke sana. Keduanya selamat," ujar Syamtoni, Rabu (19/2/2020).

Toni menceritakan pasca kejadian itu sangat menyedihkan melihat kondisi orang tuanya dan adiknya dalam keadaan kedinginan dan menggigil di laut.

Sebelum dirinya melakukan pertolongan, kata dia, adik dan orang tuanya itu, terus berjuang melawan ombak. Di laut pun gelap yang hanya terdapat suara angin arus ombak di tengah laut lepas. 

"Bapak saya berpegang di baratang perahu (pengimbang perahu) sama adekku. Saya tidak banyak pikir lagi, begitu bapakku dan adekku sudah di atas perahuku langsung saya tinggalkan tempat dan meninggalkan perahunya," sebutnya.

Meskipun kedua korban selamat, Samuda yang kesehariannya sebagai nelayan terpaksa putus mata pencahariannya karena alat tangkap (jaring) hilang di laut dan mesinnya rusak. Kerugiannya ditaksir kurang lebih Rp30 juta.

TAG

BERITA TERKAIT