Selasa, 18 Februari 2020 12:57
INT
Editor : Suriawati

RAKYATKU.COM - China akhirnya telah melakukan autopsi pertama pada korban covid-19, lebih lima minggu setelah pasien pertama meninggal.

 

Berita itu muncul setelah seorang dokter terkemuka Tiongkok mengklaim bahwa birokrasi pemerintah yang harus disalahkan atas keterlambatan prosedur tersebut.

Menurut laporan, dua mayat telah diperiksa di Wuhan. Hasilnya telah diserahkan untuk pemeriksaan lebih lanjut. Itu diharapkan dapat membantu petugas medis untuk ilmuwan lebih memahami penyakit mematikan tersebut.

Ahli patologi, Liu Liang yang memimpin kedua autopsi, mengungkapkan bahwa banyak rumah sakit di Wuhan telah menyatakan keinginannya untuk berpartisipasi dalam proses tersebut. 

 

Namun dia curiga, rumah sakit belum menerima dokumen resmi untuk memungkinkan mereka melanjutkan operasi. 

Menurut Kantor Berita Xinhua, otopsi dilakukan sesuai dengan hukum dan kebijakan negara itu dan setelah rumah sakit mendapatkan persetujuan dari anggota keluarga korban.  

Autopsi pertama dilakukan pada jam 3 pagi di Rumah Sakit Jinyintan Wuhan, dan yang kedua selesai pada pukul 18:45.

Setiap operasi berlangsung selama tiga jam dan hasilnya akan keluar dalam 10 hari.

Prof. Liu mengatakan otopsi dan pemeriksaan selanjutnya dapat memungkinkan para ilmuwan untuk mengamati tata letak virus di tubuh manusia dan kerusakan yang ditimbulkannya ke organ. 

Dia mengatakan mereka dapat membantu dokter mendiagnosis dan merawat pasien yang relevan dengan lebih baik.

Autopsi dilakukan sekitar tujuh minggu setelah wabah virus corona terdeteksi di Wuhan di Provinsi Hubei, Cina tengah.

China melaporkan kematian pertama akibat virus korona pada 11 Januari. Pasien adalah seorang pria berusia 61 tahun. Ia meninggal pada 9 Januari di Rumah Sakit Jinyintan Wuhan, dan merupakan orang pertama yang dirawat di rumah sakit setelah menderita sesak napas dan pneumonia parah.

Korban kedua adalah seorang pria berusia 69 tahun. Dia meninggal pada 15 Januari dini hari, di rumah sakit yang sama.

Sejauh in lebih dari 71.430 telah terinfeksi codid-19, termasuk 454 di kapal pesiar yang dikarantina di lepas pantai Jepang.

TAG

BERITA TERKAIT