RAKYATKU.COM - Presiden AS dan Turki menyerukan Rusia untuk mengakhiri dukungannya rezim Suriah, ketika ia menyatakan keprihatinan atas kekerasan di wilayah Idlib.
Gedung Putih mengatakan bahwa Donald Trump dan Recep Tayyip Erdogan telah melakukan percakapan telepon mengenai situasi si idlib.
Dalam kesempatan itu, Trump menyatakan keprihatinannya atas kekerasan di Idlib dan menyampaikan keinginan Amerika Serikat untuk mengakhiri dukungan Rusia untuk rezim Assad.
Seruan ini muncul setelah rezim Suriah, yang didukung oleh kekuatan udara Rusia, mengintensifkan serangan di provinsi Idlib.
Turki memiliki 12 pos pengamatan di Idlib sebagai bagian dari kesepakatan 2018 antara Ankara dan Moskow, untuk mencegah serangan rezim. Tapi pasukan rezim Suriah tetap maju.
Ankara telah mengancam akan menyerang Damaskus jika mereka tidak mundur pada akhir Februari.
"Saya menekankan bahwa serangan di Idlib harus dihentikan dan perlu untuk membuat gencatan senjata abadi yang tidak akan dilanggar," kata Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu kepada wartawan di Konferensi Keamanan Munich, setelah ia bertemu dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov.
Pasukan Suriah kini sedang bergerak maju untuk membebaskan provinsi Idlib, yang masih dikuasai oleh pemberontak.
Rezim kini telah menguasai lebih dari 70 persen Suriah dan presiden Assad telah berulangkali berjanji untuk merebut kembali seluruh negara.
Namun itu telah menimbulkan dampak besar bagi warga sipil. Menurut PBB, serangan yang didukung Rusia telah menyebabkan 800.000 orang melarikan diri sejak operasi dimulai pada bulan Desember.