RAKYATKU.COM - Pada Desember lalu, ada sebuah kapal membawa 12 orang dari Papua Nugini. Kapal itu terbalik dan menewaskan 8 penumpangnya.
Empat penumpang lainnya yang terdiri atas seorang wanita, anaknya yang masih 12 tahun, seorang pria 20 tahun, dan pria lain bernama Dominic Stally (satu-satunya orang yang telah diidentifikasi sejauh ini) selamat dan mengapung di Samudra Pasifik.
Kapal tersebut berangkat dari Buka, di Provinsi Bougainville, pada 22 Desember untuk menghabiskan liburan di Kepulauan Carteret. Sebuah kepulauan yang punya jarak 60 mil dari titik keberangkatan.
Di tengah perjalanan, kapal terbalik dan menenggelamkan beberapa penumpang, termasuk seorang bayi.
Sebelum tersisa empat orang, penumpang lain yang sempat selamat diketahui meninggal di atas kapal, yang sebelumnya telah mereka fungsikan kembali.
Mereka yang selamat mencoba membantu yang lainnya, namun gagal. "Kami tidak bisa melakukan apapun dengan jasad mereka. Kami hanya bisa melepaskan mereka ke laut," kata Stally, dilansir Insider.
"Sepasang suami istri meninggal dan meninggalkan bayi mereka. Akulah yang memegang bayi itu, tetapi kemudian bayinya meninggal juga. Aku benar-benar sedih, tetapi tidak ada lagi yang bisa aku lakukan untuk menyelamatkan mereka," akunya.
Beberapa kali Stally melihat kapal nelayan lewat, namun mereka terlalu jauh untuk melihat kapalnya. Akhirnya seorang nelayan melihat kapalnya pada 23 Januari.
"Kami dijemput oleh kapal nelayan yang dekat dengan Kaledonia Baru dan kami ditahan dan diberi makan di kapal," kata Stally. Mereka kemudian diturunkan di Honiara, ibukota Kepulauan Solomon, pada 8 Februari.
Selama satu bulan terombang ambing, dia dan tiga orang lainnya bertahan dengan mengonsumsi kelapa dan minum airnya. Namun dia tidak menjelaskan lebih lanjut dari mana mendapatkannya.
Keempat orang itu pun meminum air hujan dalam mangkuk yang juga digunakan untuk mengeluarkan air dari kapal.
Pada akhirnya, keempat orang tersebut dirawat karena dehidrasi dan dirawat oleh Komisaris Tinggi Papua Nugini John Balavu.