Senin, 10 Februari 2020 09:20
Ilustrasi.
Editor : Nur Hidayat Said

RAKYATKU.COM - Beredar spekulasi menyatakan virus corona sebenarnya telah masuk ke Indonesia. 

 

Spekulasi ini pertama disampaikan tim peneliti dari Harvard T.H. Chan School of Public Health di Amerika Serikat, dan telah dipublikasi di layanan arsip pra-publikasi ilmiah online medRxiv pada 5 Feburari 2020.

Artikel berjudul 'Usingpredictedimportsof 2019-nCoVcasesto determinelocationsthat may not be identifyingall importedcases' berupaya untuk mengidentifikasi kemungkinan lokasi yang telah terpapar virus corona, namun belum terdeteksi atau belum diumumkan secara resmi.

Untuk mencapai tujuan itu, mereka menggunakan metode penelitian melalui perkiraan volume penerbangan antara Wuhan dengan lokasi di 26 negara lain menggunakan model regresi linier umum.

 

"Lokasi dengan penerbangan langsung dari Wuhan dan jumlah kasus yang dilaporkan di bawah 95% PI (predictioninterval) dapat menunjukkan potensi kasus yang tidak terdeteksi di lokasi ini mengingat koneksi yang diharapkan sebelum langkah-langkah pengendalian perjalanan dilaksanakan," tulis tim penelitian itu.

"Secara khusus, Indonesia dan Kamboja dengan penerbangan langsung dari Wuhan selama wabah memiliki jumlah kasus di bawah 95% PI dan telah melaporkan nol dan satu kasus sejauh ini."

Indonesia sebelumnya memiliki sejumlah penerbangan dari dan ke Wuhan pada awal Januari lalu. Penelitian mengasumsikan, makin banyak penumpang dari dan ke Wuhan, maka kemungkinan kasus infeksi novel coronavirus bisa terjadi.

Akan tetapi, jumlah kasus yang diidentifikasi di Indonesia dan Kamboja muncul di bawah apa yang diharapkan para peneliti Harvard. 

Indonesia menyatakan belum ada orang di wilayahnya yang terinfeksi virus corona. Kamboja sejauh ini mengkonfirmasi ada satu kasus. Sementara 25 kasus di Thailand, dipercaya para peneliti seharusnya lebih besar daripada itu.

Para peneliti Harvard T.H. Chan School of Public Health khawatir ketiadaan atau sedikitnya laporan pasien terpapar virus corona ini disebabkan oleh ketidakberhasilan dalam mendeteksi kasus. Hal ini dinilai bisa ciptakan masalah baru.

"Indonesia belum melaporkan satu kasus pun (penularan virus Corona) dan menurut kami, seharusnya sekarang sudah ada beberapa kasus," kata Marc Lipsitch, yang terlibat dalam penelitian, kepada ABC.

Penelitian tersebut juga merekomendasikan perlunya pengawasan wabah dan kapasitas kontrol yang lebih ketat di lokasi-lokasi yang berada di bawah batas bawah PI 95%, termasuk Indonesia. 

Hal tersebut diperlukan untuk memastikan jumlah kasus yang terdeteksi dan menghindari munculnya transmisi yang berkelanjutan.

Meski demikian, penelitian ini belum melalui proses peer-review, atau belum ditinjau oleh para peneliti lain. 

Oleh karena itu, medRxiv memberikan catatan khusus bahwa hasil penelitian ini masih belum dievaluasi dan tidak dapat dijadikan dasar untuk kebijakan apapun.

Sumber: Kumparan

TAG

BERITA TERKAIT