RAKYATKU.COM, SINJAI - Senin malam (27/1/2020), menjadi malam yang mengerikan bagi pengendara berinisial SB. Pria asal Desa Gareccing, Kecamatan Sinjai Selatan, Kabupaten Sinjai.
Bergerak dari arah kota Sinjai dengan motor sport putihnya, ia berkendara dengan kecepatannya hanya sekitar 40 sampai 60 Km per jam. Meski suasana lalu lintas begitu sepi.
Pria berkulit putih itu, tetap safety. Helm merah berlogo SNI. Sarung tangan hitam, sepatu kulit coklat dan jaket bomber hijau dikenakannya.
Sekitar 4 KM sebelum tiba di rumahnya berkumpul keluarga, ia menemui nasib naas. Motornya tergelincir di jalan trans Sulawesi itu. Beberapa orang terhenti memberi pertolongan di tengah gelap gulita. Hanya falsh handphone dan lampu motor sebagai penerangan. Daerah itu memang gelap gulita.
"Untungnya, kecepatan rendah. Hampir hilang lututku," Katanya.
Dia juga mengalami luka di lutut. Celana cino coklat yang dikenakannya robek. Terlihat jelas luka yang berlumur darah. Untungnya tak begitu parah.
[NEXT]Penyebab kecelakaan itu karena sampah yang menumpuk di badan jalan. Sampah rumah tangga, kulit durian, hingga dedaunan bertebaran.
"Selalu memang naik sampah di sini, karena tersumbat got. Bahkan beberapa kali ada yang terluka, karena jatuh," kata pengendara itu.
Titik penumpukan sampah itu terlihat di trans Sulawesi, tepatnya di Dusun Lappacilama desa Alenangka, Kecamatan Sinjai Selatan, Sinjai. Dari arah Bulukunba, sekitar 50 Meter dari jembatan Dada. Kondisi jalan yang menanjak dari arah Sinjai, membuat pengendara harus tancap gas. Sayangnya memang perlu berhati-hati, sampah yang bertebaran bisa merenggut nyawa.
"Ndak benar ini kepala desanya. Tidak bisa atur warganya buang sampah sembarangan," ujar pria yang akrab disapa SB itu.
Beberapa masyarakat mengaku, penampakan sampah ini terjadi sudah bertahun-tahun lamanya. Utamanya saat musim hujan karena drainase yang tersumbat.
Pemerintah Desa Alenangka disoal karena terkesan membiarkan. Khawatirnya, akan banyak pengendara yang tergelincir. Bahkan bisa mengakibatkan korban jiwa.