Rabu, 29 Januari 2020 00:30
Editor : Andi Chaerul Fadli

RAKYATKU.COM - Pasar Amerika Serikat mengalami penurunan terbesar sejak Oktober. Karena meningkatnya kekhawatiran terhadap virus korona yang memukul sentimen investor. 

 

Penyakit ini telah menewaskan sedikitnya 82 orang di Tiongkok dan menginfeksi lebih dari 2.800 orang di seluruh dunia.

Investor mulai khawatir dengan dampak ekonomi dari wabah tersebut, dengan ekonomi Singapura juga diperkirakan akan terpengaruh seperti dikutip oleh Menteri untuk MIT, Mr Chan Chun Sing, dikutip dari Asia One, Rabu (29/1/2020).

Namun, berdasarkan sejarah, pasar dengan cepat bangkit kembali dari wabah penyakit dengan MSCI World Index membukukan kenaikan dalam 1-6 bulan setelah pecahnya epidemi.

 

Dengan banyak kesamaan gambar dari Coronavirus dengan SARS pada 2002-2003, ahli strategi pasar telah menganalisis kinerja pasar saat itu. Kepala strategi Jefferies mengamati bahwa "kepanikan maksimum muncul di sekitar peringatan Kesehatan Global WHO sementara pasar mencapai titik terendah ketika WHO mulai mencabut larangan bepergian."

WHO pada briefing 23 Januari mengatakan bahwa coronavirus belum menjadi keadaan darurat global karena "terbatas" kasus virus dan upaya penahanan yang dilakukan Cina, tetapi penyebaran virus "mungkin belum menjadi" internasional darurat dan WHO akan mengadakan panel jika perlu.

TAG

BERITA TERKAIT