Senin, 27 Januari 2020 16:09
Editor : Andi Chaerul Fadli

RAKYATKU.COM, GOWA - Pupuk menjadi kebutuhan utama bagi petani. Jika tidak ada, hasil panennya akan gagal.

 

Sejumlah petani di Kecamatan Bontonompo, Kabupaten Gowa mengeluhkan persediaan pupuk untuk tanaman padinya. Panas matahari dan cadangan air, tidak cukup untuk merawat tanaman miliknya hingga panen raya nanti.

Para petani pun telah mengadukan masalahnya tersebut, ke komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Gowa. Wakil Ketua DPRD Gowa, Andi Tenri Indah telah melakukan pertemuan ke Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Gowa dan pihak terkait beberapa waktu lalu.

Namun saat ini, update soal kelangkaan tersebut belum bisa disampaikan oleh istri legislator DPRD Sulsel tersebut. "Saya lagi umrah. Untuk jumlah petani yang mengeluhkan kelangkaan pupuk, nanti balik saya cek," katanya kepada Rakyatku.com, Senin (27/1/2020).

 

Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Komisi II DPRD Gowa, Nasaruddin Daeng Sitakka. Dia juga saat ini tengah menunaikan ibadah tersebut. Sebelum dia berangkat, politikus partai Gerindra ini telah melakukan pertemuan ke dinas terkait soal kelangkaan itu. 

Hanya saja saat ini, untuk mengetahui perkembangan soal kelangkaan tersebut akan disampaikan sepulang dari umrah. "Maaf. Satu minggu saya sedang di Mekkah," kata dia.

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Gowa, Sugeng Priyanto mengatakan, Gowa saat ini tidak mengalami kelangkaan pupuk seperti yang diberitakan selama ini. Hanya saja, distribusi pupuk sampai ke petani yang terlambat. Ini bisa dilihat dari stok yang tersedia di gudang pupuk di Kabupaten Takalar.

"Tidak tepat kalau pupuk subsidi dibilang langka. Ini hanya persoalan pendistribusian yang terlambat. Ada sistem baru yang diimplementasilan untuk penyalurannya," ujar Sugeng.

Penyaluran pupuk terutama pupuk subsidi saat ini menggunakan sistem terbaru, yakni Elektronik Rencana Defintif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK). 

"Untuk penyaluran pupuk bersubsidi melalui Sistem e-RDKK, terlebih dahulu harus di print out. Kami baru bisa mengakses pupuk bersubsidi di Gowa tanggal 17 Januari 2020 lalu. Kami sudah menyurat ke distributor produsen pupuk pada tanggal 7 Januari 2020 untuk dipercepat prosesnya," bebernya.

Sugeng juga menegaskan, pendistribusian pupuk ini tidak dapat dilakukan sekaligus melakukan secara bersamaan karena harus bergilir.

"Tidak ada kelangkaan pupuk, ada proses yang harus dilewati terutama untuk dataran tinggi. Terutama kapasitas kendaraan yang digunakan untuk mengangkut pupuk secara bersamaan dalam jumlah besar sehingga penyalurannya harus bergilir," tambahnya.

Dia melanjutkan, menghadapi kondisi di lapangan seperti ini maka Dinas Tanaman Pangan dan Hortikulura Kabupaten Gowa langsung turun ke lapangan memeriksa langsung pendistribusian.

"Pendistribusian sudah dipercepat di daerah-daerah yang disebut mengalami kelangkaan seperti Bajeng Barat dan Bontonompo sudah terdistribusi semua. Saat ini sementara kami cek informasi kelangkaan pupuk di Bontolempangan," tegas Sugeng.

"Saya berharap petani yang mengalami kesulitan menemukan pupuk bersubsidi bisa menginformasikan langsung ke kepala desa untuk disampaikan ke dinas kami untuk sesegera mungkin ditindaklanjuti," tuturnya.

Menurut data yang tercatat di sistem e-RDKK kuota pupuk bersubsidi yang dimiliki oleh Kabupaten Gowa sebanyak 17 ribu ton pupuk urea di tahun 2020. Untuk pupuk yang sudah tersalur ke petani sebanyak 4.975 ton. Sisanya akan terus mengalami proses distrubusi hingga seluruh kuota terpenuhi.

TAG

BERITA TERKAIT