Sabtu, 25 Januari 2020 08:27
Rudal ditembakkan sebagai pembalasan atas pembunuhan AS atas jenderal Iran Qasem Soleimani (Gambar: AFP via Getty Images) Serangan rudal Iran merupakan pembalasan atas pembunuhan jenderal Qasem Soleimani (Gambar: AFP via Getty Images)
Editor : Suriawati

RAKYATKU.COM, IRAK - Sebanyak 34 tentara AS dikabarkan menderita "cedera otak traumatis" akibat serangan rudal Iran di Irak.

 

Bos Pentagon mengatakan bahwa cedera itu diakibatkan oleh serangan rudal Iran pada 8 Januari.

Mereka semua telah dirawat di Pusat Medis Regional Landstuhl di Jerman.

Namun tujuh belas dikabarkan telah kembali bertugas di Irak. Sembilan masih dirawat di Jerman dan delapan telah diterbangkan untuk perawatan lebih lanjut di AS.

 

Laporan ini muncul setelah Presiden AS Donald Trump mengklaim bahwa tidak ada anggota layanan AS yang terluka dalam serangan rudal.

Selama Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, Trump diminta untuk memberikan penjelasan mengenai laporan cedera otak muncul tersebu.

"Tidak, saya mendengar bahwa mereka sakit kepala, dan beberapa hal lain, tetapi saya akan mengatakan, dan saya dapat melaporkan, itu tidak terlalu serius," kata Trump.

Michael Kaplen, ketua Dewan Koordinasi Layanan Cedera Otak Traumatis Negara Bagian New York, mengatakan dia "terkejut dengan pernyataan bodoh" yang dibuat oleh Trump.

"Menyamakan cedera otak traumatis dengan sakit kepala menghina dan tidak menghormati ribuan anggota dinas militer yang menderita luka khas konflik Irak/Afghanistan," katanya.

Kaplen menambahkan: "Konsekuensi fisik, kognitif, emosional dan perilaku mempengaruhi setiap aspek kehidupan individu."

"Cedera otak hanya 'ringan' jika itu adalah otak orang lain. Tidak ada yang 'ringan' terkait cedera otak ringan."

TAG

BERITA TERKAIT