Kamis, 23 Januari 2020 22:30
Jembatan alternatif di Jalan Inspeksi Kanal, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa telah rampung.
Editor : Nur Hidayat Said

RAKYATKU.COM, GOWA - Jembatan alternatif di Jalan Inspeksi Kanal, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa telah rampung, namun belum bisa digunakan.

 

Jembatan yang menghubungkan Jalan Inspeksi Kanal - Jalan Yompo Daeng Naba itu, belum bisa dilalui pengendara. Penyebabnya, ketinggian jembatan dan bahu jalan di sana belum seimbang.

Untuk menaiki jembatan itu pun sama sekali belum bisa dilakukan. Bebatuan di jembatan itu juga menjadi alasan sulitnya kendaraan, khususnya sepeda motor untuk naik ke jembatan itu.

Proyek tersebut memakan anggaran Rp1,5 miliar dari APBD 2019 itu. Kini, pembangunannya seakan-akan terbengkalai. Namun, proyek yang dikerjakan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Gowa, ternyata belum sampai di situ saja.

 

Ketinggian bahu jalan di sana, akan dilakukan secepatnya. Untuk jalan yang sebelah kiri dari arah Patung Massa, akan dibangunkan ketinggian 1,6 meter, panjang 41 meter, dan kemiringan jalan 11 persen ramp.

Sementara pada sisi kanan atau ke arah Patung Massa, akan dibangun dengan ketinggian 1,2 meter, panjang 33 meter dan kemiringan jalan 11 persen ramp.

"Jalan yang akan dibangun akan sama tinggi dengan jembatan yang telah dibangun saat ini. Jadi sebelum naik ke jembatan, ada jalan yang mengarah naik. Baik di sisi kanan, maupun sisi kiri kanal," kata Kadis PUPR Gowa, Muhammad Mundoap, Kamis (23/1/2020).

Sebenarnya, jembatan itu sengaja dibangun dengan ketinggian yang telah ditentukan. Dikarenakan mengikuti aturan dari pihak penanggung jawab kanal, dalam hal ini Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan - Jeneberang.

"Jika jembatan sejajar dengan jalan, otomatis gelagarnya akan turun dan menghambat saluran air yang datang, air tidak akan melintas," ujarnya. 

"Sehingga saat ingin dilakukan pembukaan jalur dengan membangun jembatan terjadi proses yang panjang," sambung Mundoap.

Olehnya, pihak balai menginginkan perubahan perencanaan dengan menaikan ketinggian jembatan dari bahu jalan. Minimal konstruksi jembatan yang dibangun, setinggi Jembatan Citraland dan Jembatan Patung Massa. 

Dampak jika gelagar jembatan menghambat saluran saat terjadi ketinggian air, akan mudah merubuhkan jembatan. Karena sampah yang ada dalam saluran, akan tersumbat. "Makanya harus dinaikkan," tutupnya.

Pembangunan jembatan ini sesuai instruksi Bupati Gowa, demi mengurai kemacetan di arah Pacci'nongan, Jalan Andi Tonro dan Jalan Kacong Daeng Lala. Termasuk membuka arus bagi pengendara jika ingin memutar arah. 

Kepala Bidang Bina Marga Dinas PUPR Gowa Rusli Rauf mengatakan, kondisi jembatan alternatif yang dinilai dibongkar menurutnya adalah penilaian keliru. 

Banyaknya tumpukan bambu dan patahan papan kayu merupakan bambu penyangga pengecoran dan papan cor. 

"Bambu dan papan cor itu memang harus di lepas kalau sudah dilakukan pengecoran. Jadi tidak ada yang dibongkar, sementara yang di depan jembatan itu, adalah perencanaan pembangunan jalan yang akan ditinggikan," tambahnya. 

Sementara, untuk pengerjaan oprit dan ramp jembatan yang akan dibangun pada 2020 ini akan menggunakan pagu dana sekitar Rp484 juta.

TAG

BERITA TERKAIT