RAKYATKU.COM - Korea Selatan mengumumkan, mereka akan mengirim kapal perang dan 300 tentara ke Selat Hormuz setelah ditekan AS.
Pernyataan yang disampaikan kementerian pertahanan itu, di tengah ketegangan antara Washington dengan Iran.
Teheran dituding menjadi dalang serangkaian serangan di Selat Hormuz, yang merupakan urat nadi perdagangan minyak dunia.
AFP memberitakan, Selasa (21/1/2020), AS menempatkan misi laut, dengan Korea Selatan ditekan untuk berpartisipasi. Namun, permintaan itu membuat Seoul dilema.
Sebab sejak 1960-an, mereka menjalin relasi diplomatik dengan Iran. Hingga tahun lalu, Teheran menjadi salah satu penyedia minyak utama bagi negara tetangga Korea Utara (Korut) itu.
Kementerian pertahanan menerangkan, ruang lingkup unit anti-pembajakan di lepas pantai Somalia bakal "diperluas sementara".
Nantinya, kapal perang jenis perusak dan 300 tentara akan dimasukkan ke Teluk Persia dan Teluk Oman, terhubung dengan Selat Hormuz.
Seoul menegaskan bahwa mereka tidak akan ikut dalam misi AS. Tapi, dua perwira perantara disebut dikirim ke markas AS untuk "pembagian informasi".
Korsel dan AS merupakan mitra keamanan. Namun, hubungan dua negara memburuk di era pemerintahan Presiden Donald Trump. Korea Selatan diminta untuk membayar miliar dollar AS sebagai biaya penempatan pasukan Negeri "Uncle Sam" untuk melindungi dari Korut.
Pekan lalu, Duta Besar AS untuk Korsel, Harry Harris, mendesak Negero "Ginseng" supaya ikut berpartisipasi.
"Sangat sedikit negara yang harus ikut. Sebab, 70 persen dari pasokan minyak yang diperlukan Korsel berasal dari Timur Tengah," jelasnya.
Pada 2018, Trump mengumumkan dia menarik diri dari perjanjian nuklir dengan Iran di 2015, dan menjatuhkan serangkaian sanksi.
Sejak saat itu, negara yang terkenal akan drama Korea dan KPop tersebut mengalami penurunan impor minyak hingga 90 persen tahun lalu.