Senin, 20 Januari 2020 18:11
AP
Editor : Suriawati

RAKYATKU.COM, BERIUT - Hampir 450 orang terluka dalam dua hari akibat bentrokan antara pengunjuk rasa dan polisi di ibukota Libanon.

 

Protes yang belum pernah terjadi sebelumnya telah mengguncang negara itu sejak 17 Oktober.

Warga dari semua latar belakang agama menuntut pemecatan politikus yang mereka pandang tidak layak, korup dan bertanggung jawab atas krisis ekonomi yang semakin mendalam.

Selama akhir pekan, ratusan pemrotes berkumpul di Beirut tengah. Orang-orang mulai melemparkan batu ke arah polisi, meneriakkan "revolusi, revolusi".

 

Pasukan anti huru hara menanggapi dengan canon water, serta peluru karet dan gas air mata.

Palang Merah mengatakan bahwa 70 orang terluka pada Minggu malam sebagai akibat dari bentrokan.

Pada hari Sabtu, AFP melaporkan bahwa setidaknya 377 orang terluka.

National News Agency yang dikelola pemerintah mengatakan dua wartawan terkena peluru karet, satu adalah juru kamera saluran televisi lokal Al-Jadeed.

Human Rights Watch (HRW) mengutuk penggunaan kekuatan brutal polisi anti huru hara Lebanon.

"Polisi anti huru-hara menunjukkan pengabaian terang-terangan atas kewajiban hak asasi manusia mereka, dengan meluncurkan tabung gas air mata di kepala pengunjuk rasa, menembakkan peluru karet di mata mereka dan menyerang orang-orang di rumah sakit dan sebuah masjid," kata wakil direktur HRW Timur Tengah, Michael Page.

"Pihak berwenang harus bertindak cepat untuk mengakhiri budaya impunitas ini," tambahnya.

Bank Dunia telah memperingatkan tingkat kemiskinan di Lebanon dapat meningkat dari sepertiga hingga setengah dari populasi jika krisis politik tidak segera teratasi.

TAG

BERITA TERKAIT