Jumat, 17 Januari 2020 09:34
Ketua Mahkamah Agung Amerika Serikat John Roberts bersumpah pada para senator selama awal prosedural persidangan impeachment Presiden AS Donald Trump dalam pengambilan bingkai video dari pengambilan gambar video di Senat Chamber di US Capitol [US Senat TV / Handout / Reuters]
Editor : Fathul Khair Akmal

RAKYATKU.COM - Sidang pemakzulan terhadap Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump dibuka pada Kamis (16/1) waktu setempat. Anggota parlemen diambil sumpahnya, untuk tidak memihak dalam memutuskan nasib Presiden AS ke-45 itu.

 

Ketua Mahkamah Agung John Roberts, yang mengenakan jubah hitam tradisional, mengangkat tangan kanannya saat ia disumpah untuk memimpin persidangan.

Dia kemudian mengambil sumpah para senator pada gilirannya, untuk mengadakan pengadilan pemakzulan ketiga dalam sejarah Amerika.

Roberts bertanya apakah para senator bersumpah untuk memberikan ‘keadilan yang tidak memihak’ menurut Konstitusi AS, dan 99 anggota parlemen - satu tidak hadir - menjawab secara serentak: "Ya."

 

Sebelumnya pada hari itu dalam momen yang sangat simbolis, dua pasal pemakzulan - menuntut Trump dengan penyalahgunaan kekuasaan dan menghalangi kerja Kongres- dibacakan di lantai Senat.

Ketua Senat AS Michael Stenger mengeluarkan peringatan saat persidangan sedang berlangsung.

"Dengarkan,” kata Stenger, memerintahkan para senator untuk "berdiam diri, pada rasa sakit dipenjara."

Dilansir MediaIndonesia, Ketua Komite Intelijen Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS Adam Schiff, yang akan bertindak sebagai jaksa penuntut untuk persidangan, membacakan dua artikel pemakzulan yang menuduh Trump sebagai "kejahatan tinggi dan pelanggaran ringan".

Trump telah menertawakan proses pemakzulan selama berbulan-bulan dan ia menanggapi pembukaan persidangan dengan sekali lagi mencapnya sebagai ‘tipuan.’

"Saya pikir itu akan berjalan sangat cepat," kata Trump kepada wartawan di Ruang Oval, Gedung Putih, seperti dikutip AFP, Jumat (17/1).

"Ini benar-benar partisan. Aku harus melalui tipuan, tipuan palsu yang dikeluarkan Demokrat sehingga mereka dapat mencoba dan memenangkan pemilihan,” tegas Trump.

DPR AS yang dikuasai Demokrat, dalam pemungutan suara, memakzulkan Trump pada 18 Desember atas aksinya terhadap Ukraina dan upaya selanjutnya untuk menghalangi penyelidikan terhadap aksinya tersebut.

TAG

BERITA TERKAIT