RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Kelompok massa yang menyerang Satpol PP sehingga terjadi kerusuhan di Stadion Mattoangin, ternyata dikoordinir oleh seseorang. Itu terungkap, setelah satu orang oknum massa berhasil diamankan.
Oknum yang diamankan tersebut ialah Muhammad Irfan (33) alamat Nusa indah kecamatan Mariso. Dia tidak bisa mengelak saat digelandang anggota Polrestabes Makassar. Barang bukti berupa empat bom molotov didapatkan di tangan.
Irfan pun diamankan ke Mapolrestabes Makassar, saat diinterogasi di hadapan polisi. Dia mengaku dipanggil oleh seseorang untuk datang ke lokasi tepat waktu sebelum Satpol PP datang melakukan eksekusi.
"Ada seseorang yang mengkoordinir. Namanya sudah kita kantongi. Dan akan kita tindaklanjuti siapa yang menggerakkan mereka untuk melakukan itu," kata Kasat Reskrim Polrestabes Makassar AKBP Indratmoko.
Seseorang yang menjadi dalang dibalik kerusuhan di Stadion Mattoangin tersebut telah menyiapkan peralatan. Sehingga massa yang dipanggil untuk datang tidak repot - repot lagi membawa alat.
"Disuruh datang khusus untuk membuat ribut atau bentrok dengan petugas. Jadi dia datang sudah disiapkan baik itu busur, baik itu bom molotov, kemudian tinggal datang bikin rusuh aja, " paparnya.
Aparat kepolisian dari Polrestabes Makassar pun, sementara mengejar pelaku yang menjadi otak dibalik kerusuhan itu. Identitasnya juga telah dikantongi, sehingga anggota tinggal melakukan pengajaran.
" Namanya sudah kita kantongi dan tinggal kita tindak lanjuti," tegas AKBP Indratmoko.
Sebelumnya, Irfan membeberkan bahwa dia bersama teman-temannya dipanggil dan dijanjikan akan dibayar setelah bentrokan selesai. Namun, dia tidak mengetahui siapa yang akan membayarnya tersebut.
Sehingga dengan penuh semangat, dia datang ke lokasi bersama kelompok lainnya menghalau Satpol PP yang akan melakukan eksekusi lahan di Stadion Mattoangin Rabu pagi tadi.
Atas kerusuhan tersebut, eksekusi tidak jadi dilakukan karena massa dari pihak YOSS tersebut ngotot bertahan dan terus menggempur Satpol PP dengan batu, busur hingga bom molotov. Untuk menghindari jatuhnya banyak korban. Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Yudhiawan Wibisono melakukan mediasi untuk tidak melanjutkan eksekusi lahan.