Rabu, 15 Januari 2020 15:43
Editor : Fathul Khair Akmal

RAKYATKU.COM, JENEPONTO -- 1000-an hektar lahan tanaman jagung di Jeneponto, diserang hama ulat grayak. Data tersebut diperoleh dari Dinas Pertanian Jeneponto, atas pengaduan masyarakat petani. 

 

Kepala Bidang Tamanaman Pangan Dinas Pertanian Jeneponto, Bambang Haryanti mengatakan, tahun ini, dari hasil pantauan dan laporan pengaduan yang mereka terima, serangan ulat ini, tersebar di sejumlah Kecamatan di Jeneponto. 

Hal tersebut diperparah, petani akan mengalami kerugian. Produksi jagung juga terancam menurun.

"Akibat dari serangan hama tersebut, petani kita mengalami kerugian ditaksir hingga 1000 hektar luas lahan yang dinilai bakal gagal panen tahun ini," ujar Bambang, Rabu (15/1/2020).

 

Ia menjelaskan, serangan ulat ini ada di Kecamatan Bontoramba, Bangkala, Turatea, Rumbia, Kelara, Tarowang dan Kecamatan Batang.

Salah satu penyebab terjadinya serangan hama, kerena pengaruh iklim, crah hujan yang sangat rendah. Selain itu, hujan kadang turun di musim yang tidak menentu.

"Kami dari Dinas Pertanian Jeneponto telah melakukan langkah-langkah antisipasi, dan pengendalian, serta pencegahan serangan ulat grayak ini pada tanaman jangung," katanya.

Untuk langkah awal kata dia, akan dilakukan penyemprotan racun insektisida di beberapa Kecamatan itu, yang dianggap perkembangan ulat grayat sangat cepat. 

Hanya saja, mengalami kendala dalam melakukan pengendalian tersebut, karena kurangnya sarana hand sprayer dan pestisida di Dinas Pertanian Jeneponto.

"Kami berharap, Dinas Ketahanan Pangan dan TPH Provinsi Sulawesi Selatan dan Kementerian Pertanian RI, untuk dibantu memfasilitasi alat itu," jelasnya.

Serangan hama ulat grayak tersebut, sudah terdampak ke salah satu petani, Muhammad Rusli di Desa Tanammawang, Kecamatan Bontoramba. Ulat grayak ini sudah memakan tanaman jagungnya kurang lebih luas lahan 100 hektar .

Menurutnya, hama tanaman yang dianggap berbahaya itu, menyerang petani di Jeneponto tidak boleh dibiarkan, namun jika itu terjadi. Para petani akan dipastikaan gagal panen tahun ini. 

"Ulat itu mulai menyerang dengan cara memakan daun tanaman jagung. Mulai makan dari dahan daun hingga patah. Sudah banyak tanaman jagungku habis daunnya dimakan ulat grayat dan patah-patah," bebernya

Ulat grayak tersebut mulai menyerang tanaman jagung, diperkirkan berumur tiga hari sampai berumur satu minggu. Dan tidak bisa lagi dipanen, hanya menunggu ditanami kembali. 

"Saya berharap agar hama ini secepatnya ditangani. Barusan ada hama ulat seperti ini, tahun lalu tidak. Bahkan bulan ini, saya sudah dua kali menanam jagung," pungkasnya.

TAG

BERITA TERKAIT