RAKYATKU.COM - Sistem militer Amerika Serikat (AS) ternyata sudah tahu, pangkalannya bakal menjadi target rudal Iran pada Rabu, 8 Januari. Karena itu, dalam serangan ini, tidak ada Prajurit AS di pangkalan Al Asad yang menjadi korban jiwa.
AS mengetahui bakal ada serangan pada Selasa pukul 23.00, atau sekitar dua jam sebelum rudal menghantam Al Asad.
Saat itu, Letkol AS Antoinette Chase memberi pemerintah ke prajurit di pangkalan udara Al Asad untuk melakukan lockdown. Pada 23.30, Letkol Chase memberi perintah agar prajurit berlindung di bunker.
Dua jam kemudian, serangan pertama Iran menghantam Al Asad pada 01.35 dini hari. Ketika dihantam, Letkol Chase menyimpulkan rudal-rudalnya diluncurkan dari Iran.
"Alasan mengapat kami bergerak pada pukul 23.30 malam adalah saat itu semua indikasi menunjukan ada sesuatu yang datang," ujar juru bicara pangkalan Al Asad, Myles Caggins, dikutip dari liputan6.com.
"Skenario terburuknya, kami diberitahukan kemungkinan ada serangan rudal. Jadi kami sudah diinfokan terkait itu," ucapnya.
Caggins berkata ada lebih dari 10 rudal yang ditembakan ke Al Asad. Pangkalan mengetahui ada serangan rudal berkat sistem deteksi dini.
Presiden AS Donald Trump, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, dan Menteri Pertahanan AS Mark Esper langsung pergi ke Gedung Putih ketika ada serangan di pangkalan Al Asad. Namun, Trump mengumumkan segalanya baik-baik saja via Twitter.
Militer AS juga telah melakukan bersih-bersih fasilitas militer yang hancur akibat rudal Iran. Pangkalan itu menjadi markas bagi sekitar 1.500 prajurit AS dan koalisinya yang melawan ISIS.