RAKYATKU.COM - Kementerian Luar Negeri siap mengevakuasi warga negara Indonesia (WNI) di wilayah Cavite, Filipina. Itu setelah Gunung Taal meletus pada Minggu (12/1/2020), pukul 17.30 waktu setempat.
Dipaparkan Direktur Perlindungan WNI Kemlu RI, Judha Nugraha, ada 170 WNI bertempat tinggal di wilayah Cavite, mayoritas adalah mahasiswa. Gunung Taal berjarak sekitar 82 kilometer dari Manila.
"Tim Perlindungan KBRI Manila pagi ini (Senin) telah berada di wilayah Cavite untuk memantau situasi, berkoordinasi dengan otoritas setempat dan memberikan bantuan kepada para WNI. Jika diperlukan, tim akan mengevakuasi para WNI ke KBRI Manila," kata Judha.
KBRI Manila telah menyampaikan imbauan agar masyarakat Indonesia di wilayah terdampak meningkatkan kewaspadaan serta mengikuti arahan otoritas setempat.
Gunung Taal tampak mengepulkan abu raksasa setinggi sekitar satu kilometer ke udara. Suara deruman dan guncangan juga dilaporkan dari kawasan di sekitar gunung berapi paling aktif kedua di Filipina itu.
Hal ini mendorong aparat setempat mengevakuasi sebanyak 8.000 penduduk yang bermukim di sekitar gunung serta meningkatkan tingkat kewaspadaan. "Erupsi berbahaya", menurut Institut Vulkanologi dan Seismologi Filipina, diperkirakan mungkin terjadi dalam beberapa pekan mendatang.
Bahkan, institut itu mewanti-wanti bahaya "tsunami vulkanis". Seorang penduduk di Kota Tagaytay—yang merupakan tujuan berlibur populer—mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa dirinya sedang bersantap siang saat mendengar suara deruman.
"Kami menyaksikan gunung berapi itu meletus. Ada hujan dan kerikil kecil berjatuhan ke tanah. Saya tidak mengira melihat pemandangan tersebut," kata warga bernama Jon Patrick Yen.
Lucy McFadden, seorang warga Filipina yang bermukim di Inggris, mengelola tur wisata untuk perusahaan Philippine Trails.
Dia bercerita, delapan turis dan dua pemandu, termasuk adik laki-lakinya, sedang menumpang perahu dari gunung berapi saat gunung itu meletus.
"Sekitar 30 menit perjalanan mereka, gunung berapi meletus tanpa peringatan. Adik saya begitu takut karena dia tahu kesempatan dirinya lolos begitu sempit," ujarnya kepada BBC.
Sumber: BBC Indonesia