RAKYATKU.COM, JENEPONTO - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Jeneponto pada 2020 ini butuh anggaran rehab sekolah untuk SD, SMP, serta pembangunan kelas baru sekitar Rp40 miliar.
Hal itu disampaikan Kepala Disdikbud Jeneponto, Nur Alam Basir, kepada Rakyatku.com. "Anggaran rehab untuk SD SMP masih dibutuhkan sekitar Rp40 miliar tahun ini karena semakin sedikit sekolah rusak. Tahun 2019 lalu, besar anggarannya sekitar Rp70 miliar," ujarnya, Sabtu (11/1/2020).
Pekerjaannya, swakelola yang langsung dananya ke rekening sekolah masing-masing. Kepala sekolah membentuk panitia pembangunan.
"Jumlah sekolah yang rusak memang semakin sedikit. Bukan kurang tapi itu yang memang jatah untuk tahun ini. Itu data kerusakan yang masuk. Ada yang ruang kelas, ada yang jamban, rumah dinas," sebutnya.
Untuk mendapatkan rehab sekolah dan bangunan sekolah baru, harus terkaver dalam data dapodik. Kalau tidak, maka anggarannya tidak bisa turun.
"Sepanjang dapodiknya bermasalah atau data pokok tidak terbaca dengan baik. Itu sangat ditentukan oleh input operator dibantu oleh kepala sekolah dan guru," kata dia.
Dia menjelaskan operator dihitung jari. Dari 300 lebih sekolah ada satu dua sekolah yang tidak bagus dapodiknya. Harus mampu menentukan tingkat kerusakan misalnya di atas 40 persen.
"Jadi rusak, rusak terus karena ada yang dibiayai oleh APBN melalui dana DAK yang tingkat kerusakannya tertentu ada aturannya ada persentasenya dan itu hanya diisi data pokok," tambahnya.
Menurutnya, untuk fisik dan keuangan SD, SMP, tuntas pada 2019. Pada 2020 ini berharap ada lagi dana APBN melalui dana DAK yang turun untuk memperbaiki sarana sekolah.