RAKYATKU.COM - Sadio Mane baru saja dinobatkan sebagai peraih trofi pemain terbaik Afrika 2019 usai menyisihkan Mohamed Salah dan Riyad Mahrez.
Bintang Liverpool itu dalam musim terakhir merupakan mesin gol. Musim lalu, Mane keluar sebagai top skor Liga Inggris dengan koleksi 22 gol.
Namun, banyak yang belum tahu betapa kerasnya perjuangan Mane hingga bisa menjadi seperti sekarang.
Mane dikenal sebagai pekerja keras. Dia rela pulang pergi ke Kota Ziguinchor, Senegal, demi berlatih sepak bola.
Hal itu dilakukan Mane demi merealisasikan mimpinya menjadi pesepak bola profesional. Keyakinan Mane untuk menjadi pesepak bola profesional muncul setelah tim nasional Senegal lolos ke perempat final Piala Dunia 2002.
Piala Dunia 2002 merupakan kiprah pertama Senegal di ajang empat tahunan itu. Sejak saat itulah, Mane sering mengikuti pertandingan antarkampung demi mendapatkan pundi-pundi uang.
Bahkan dalam pengakuan rekannya, Mane hingga jarang mandi karena terlalu asyik mencari uang dari sepakbola. Mane baru akan mandi jika sudah memiliki cukup uang di sakunya
"Mane mengatakan hanya sepak bola yang membuat dia tertarik dan ketika dia memiliki uang maka dia akan memiliki waktu untuk mandi," kata salah satu rekan Mane yang tidak mau disebutkan namanya mengutip Daily Mail, Sabtu (11/1/2020).
Di usia 15 tahun, Mane memutuskan pergi ke Dakar (ibu kota Senegal) untuk mencari peruntungan yang lebih bagus.
Sempat diremehkan, Mane akhirnya diterima di akademi Generation Foot yang berada di Dakar. Berkat kerja kerasnya, Mane pun diangkut pemandu bakat salah satu klub Prancis, Metz, pada 2011.
Sejak saat itulah, karier Mane terangkat dan menjadi bintang sepakbola dunia seperti sekarang.