RAKYATKU.COM - Pangkalan Udara Amerika Serikat (AS) di Irak, dibombardir dengan puluhan roket dan rudal balistik, Rabu (8/1/2020). Iran mulai balas dendam.
Sejumlah sumber militer Irak mengatakan banyak roket telah ditembakkan ke Pangkalan Udara Ayn al-Asad. Menurut laporan awal dari jurnalis Voice of America (VoA), Carla Babb, serangan roket masih berlangsung hingga saat ini.
"Pangkalan Al-Assad sedang dihantam sekarang dengan tembakan tidak langsung, putaran (tembakan) masih masuk, sekitar 30 (roket) sejauh ini," tulis Babb di Twitter mengutip sumber militer.
Kantor berita Fars, dalam laporan singkat yang di-posting di media sosial menyebutkan, rudal balistik Iran ditembakkan ke pangkalan AS.
"Awal dari balas dendam Iran, pembalasan (terhadap) AS," tulis media tersebut dengan menayangkan video peluncuran beberapa rudal ke pangkalan udara AS.
Sementara itu, sumber militer AS yang berbicara dalam kondisi anonim kepada Fox News mengatakan serangan rudal datang dari Iran.
"Ini adalah rudal jelajah atau rudal balistik jarak dekat," katanya dikutip dari Sindonews.com.
Para pejabat AS belum mengomentari perihal kemungkinan jumlah tentara Amerika yang terluka, atau pun terbunuh dalam serangan pagi ini.
[NEXT]Militer Teheran telah mengancam akan menyerang 27 pangkalan militer Amerika Serikat (AS) yang paling dekat dengan perbatasan Iran. Senjata yang akan digunakan, untuk mengincar puluhan basis militer itu, adalah rudal jarak menengah hingga rudal jarak jauh.
Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Iran, Ali Shamkhani, mengatakan pangkalan-pangkalan Amerika yang akan jadi target misil-misil jarak jauh itu bagian dari 13 skenario balas dendam Teheran atas kematian komandan Pasukan Quds, Mayor Jenderal Qassem Soleimani.
Shamkhani mengatakan opsi yang paling terbatas dari 13 skenario balas dendam dipastikan akan menjadi "mimpi buruk bersejarah" bagi AS.
"27 pangkalan AS yang paling dekat dengan perbatasan Iran sudah dalam siaga tinggi; mereka tahu bahwa tanggapannya kemungkinan mencakup rudal jarak menengah dan jarak jauh," katanya, seperti dikutip kantor berita Tasnim, yang dilansir The Guardian, Rabu (8/1/2020).